Langsung ke konten utama

Tips Membeli Receiver Digital (Decoder) Parabola

Hai bosku sekalian. Kali ini mariadilmu akan berbagi tentang tips membeli receiver satelit parabola. Dimana setiap receiver memiliki fitur-fitur yang bersaing dan bahkan jumlah dan jenis siarannya juga berbeda.


Masyarakat yang tinggal di daerah yang jauh dari jangkauan kabel optik pasti bergantung kepada parabola dan receiver agar dapat menyaksikan siaran Televisi. Jadi alat-alat tempur untuk bisa menonton siaran TV juga harus disesuaikan dengan teknologi terbaru karena pada umumnya jenis atau format siaran akan mengalami upgrade (pembaharuan) sehingga receiver juga harus diupgrade agar dapat menangkap siaran tersebut.


Sebagai contoh sebelum lahirnya receiver digital, untuk menangkap siaran TV satelit masih menggunakan receiver analog dimana siaran dapat ditangkap dengan memutar-mutar tombol (seperti volume) menunjuk angka tertentu sehingga menangkap siaran pada angka tersebut. Kelemahannya jika tombol bergeser satu inci saja, siaran akan hilang atau malah menangkap siaran lain. Kemudian pada saat itu kualitas siaran masih jelek atau bersemut.


Setelah zaman receiver analog lahirlah receiver digital, dimana untuk menangkap siaran cukup memasukkan frekuensinya dan setelah tersimpan, cukup menekan angka tertentu dan siaran tersebut langsung tayang. Pada era ini, kualitas siaran sudah cukup baik dan tidak bersemut lagi.


Semakin tahun, format siaran digital juga mengalami perkembangan, mulai dari format MPEG2, MPEG4 hingga MPEG5. Format ini meningkat menunjukkan perkembangan kualitas siaran. Misalnya pada format MPEG2 belum berkualitas HD (High Definition) dalam arti jika dizoom atau ditayangkan di TV yang layar lebih besar, maka gambar pecah atau buram. Kemudian berkembanglah ke format MPEG4 dimana gambar sudah HD bahkan full HD sehingga di layar besar sekalipun, gambar tetap tajam.


Nah seiring berubahnya atau berkembangnya format siaran tersebut, maka Receiver juga mau tak mau harus diganti sesuai format siaran agar dapat ditangkap. Jika menggunakan receiver jadul, maka ada beberapa siaran yang sudah naik kelas tidak akan bisa ditangkap lagi. Biasanya siaran-siaran ini memiliki rating atau penonton yang banyak dimana siarannya berkualitas dan disukai penonton. 


Banyak diantara pemilik receiver parabola kecewa karena receiver yang dimilikinya sebelumnya masih bagus dan dirawat sepenuh hati, eh ternyata ada masa nya juga dan harus di ganti ke model terbaru. Bahkan pasti ada yang bilang ini permainan pihak produsen receiver yang “sengaja” memproduksi receiver dengan masa pakai yang singkat agar produk model terbaru dibeli lagi. Itu pendapat yang biasa, tapi memang dunia bisnis harus sesuai dengan perkembangan teknologi.


Contoh nyata pada siaran SCTV dan INDOSIAR milik Emtek Group. Siaran tersebut sebelumnya memiliki dua format yaitu MPEG2 dan MPEG4. Pada tahun 2021, format siaran MPEG2 resmi dihapus jadi receiver yang masih format MPEG2 tidak akan dapat menangkap siaran itu lagi. Akhirnya masyarakat wajib membeli receiver yang berformat MPEG4 jika tidak ingin ketinggalan acara kesayangannya di siaran tersebut.


Bisa diprediksi siaran-siaran TV lainnya yang masih mengusung format MPEG2 akan naik kelas ke format MPEG4, jadi tidak ada salahnya mengganti receiver model terbaru agar tidak kehilangan tontonan di rumah.


Nah, penjelasan di atas cukup untuk mengawali inti dari topik kita kali ini. Telah disinggung sedikit bahwa setiap receiver memiliki format yang berbeda, jadi siaran yang akan dinikmati harus disesuaikan dengan receiver yang akan menangkap siaran tersebut.


Kita akan kupas secara ringkas dalam penjelasan mengenai jenis-jenis receiver dan siaran yang dapat ditangkap sebagai berikut.

Jenis-jenis receiver satelit berdasarkan format siaran

Sebelumnya, apakah bos-bos ku sekalian sudah mengerti arti receiver? Pasti dong ya. Receiver itu artinya alat penerima atau penangkap. Receiver disebut juga decoder atau mirip dengan set top box. 


Jenis receiver berdasarkan Format siarannya ada 2 jenis receiver yang umum dipakai yaitu MPEG2 dan MPEG4 (penjelasannya telah kita kupas di atas). Catatan penting bahwa siaran yang berformat MPEG2 dapat ditangkap receiver MPEG4 sedangkan siaran berformat MPEG4 hanya bisa ditangkap receiver MPEG4. Jadi receiver MPEG4 dapat menangkap format siaran MPEG2 maupun MPEG4.


Kedua receiver tersebut adalah yang paling umum dipakai, sedangkan model terbaru yang berformat MPEG5 dan HEVC(High eficiency Video) dijumpai pada receiver tertentu saja.


Jenis-jenis receiver satelit berdasarkan Providernya

Privider dalam bahasa awam adalah pihak yang memiliki kuasa menjual siaran dengan receiver yang menjadi nama nya. Misalnya Indovision (sekarang MNC Vision), K Vision, Matrix, Nex, Mola dan lain sebagainya.


Dalam hal receiver yang memiliki provider, penayangan siaran-siaran tertentu harus menggunakan atau lewat receiver rekomendasi dan berlangganan. Operator menayangkan siaran sesuai dengan apa yang dibeli oleh pelanggan.


Misalnya MNC vision menayangkan siaran dari MNC Group (RCTI, Global TV, MNC Tv dan Inews) dan siaran-siaran lainnya dengan menggunakan receiver rekomendasi MNC Vision (dulu indovision) dan juga Kvision. Berbeda dengan receiver biasa yang tidak berlangganan, siaran MNC group tidak akan bisa disaksikan. Akan tetapi ada beberapa provider yang telah melakukan kerjasama dengan mnc group sehingga dapat menayangkan siaran-siaran mnc group walaupun tidak selamanya alias kontrak beberapa tahun. Itupun harus dengan receiver rekomendasi seperti Kvision, Nex Parabola dan Nusantara HD.


Selain berbeda channel-channel lokal, setiap provider juga berbeda dalam penayangan channel luar negeri atau channel olahraga. Sebagai contoh bagi pecinta sepakbola Liga Inggris, siaran langsung untuk wilayah Indonesia adalah MOLA TV. Nah, Mola TV tidak bekerjasama dengan semua provider, jadi pecinta bola liga Inggris (EPL) harus menggunakan receiver yang dapat berlangganan MOLA TV seperti receiver Nex Parabola, Matrix Garuda/Cinema, dan tentunya Mola Matrix atau Mola Nex. Kecuali kalau pakai antena UHF, dapat menangkap siaran NET TV yang mendapat bagian kerjasama dengan Mola TV. Itupun tidak semua pertandingan ditayangkan. Biasanya hanya pertandingan yang tidak bigmatch, tetapi sesekali ada juga bigmatch.


Kemudian pasti ada pertanyaan, bagaimana kalau pakai receiver lain misal Kvision?. Oke, memang frekuensi nya bisa ditangkap akan tetapi tidak akan tayang alias gelap karena tidak dapat membeli paket berlangganan Mola TV di receiver tersebut. Jadi bagi pengguna receiver yang tidak bisa berlangganan Mola TV harus gigit jari atau bersabar mungkin saja hak siar Liga Inggris berpindah ke Bein Sport yang Notabene bisa berlangganan di Kvision. Sebagai catatan hak siar Liga Inggris di Mola TV berlangsung mulai 2019-2022.


Kembali ke persoalan channel sepakbola. Jika Liga Inggris hak siarnya dipegang oleh Mola TV yang hanya dapat ditangkap receiver tertentu (Nex Parabola, Matrix Garuda/Cinema, dan Mola Matrix atau Mola Nex), berbeda pula dengan Liga Spanyol dan Liga Italia atau Liga-liga lain.


Liga Spanyol hak siarnya dipegang oleh Bein Sport, Liga Italia sebelumnya juga dipegang Bein Sport tetapi untuk info yang beredar dihentikan karena alasan yang tidak jelas. Jadi jika Anda pecinta Liga Spanyol seperti klub Real Madrid, Barcelona dll, Anda tidak perlu beli receiver yang bisa menayangkan Liga Inggris tadi, karena siaran Liga Spanyol tidak dipegang oleh Mola melainkan BeinSport. Jadi Anda hanya perlu membeli receiver yang bisa menayangkan bein Sport seperti Kvision. Atau juga bisa secara gratis melalui antena UHF pada channel RCTI.


Berbeda lagi dengan liga Indonesia. Liga Indonesia tidak dapat tayang secara gratis pada pengguna satelit parabola. Siaran gratis hanya bisa ditayangkan lewat jalur terestrial atau antena UHF. Jadi hanya bisa dinikmati masyarakat kota yang memiliki pemancar. Jadi pengguna parabola harus menggunakan receiver tertentu juga agar dapat menyaksikan sepakbola Indonesia di Televisi.


Walaupun Liga Indonesia disiarkan oleh siaran lokal (misal Indosiar) yang notabene bisa ditangkap berbagai macam receiver, akan tetapi tidak semua jalur dapat menyiarkan siaran langsung sepakbola Indonesia tersebut. Artinya yang menggunakan parabola, siarannya pasti diacak alias gelap.


Misalnya Piala Menpora 2020 yang dimenangkan oleh Persija Jakarta, hanya dapat tayang di receiver parabola yang dapat berlangganan pada siaran On Channel (kerjasama dengan K Vision) dan Champions TV HD (milik emtek group kerjasama dengan Nex Parabola dan Matrix Garuda). Jadi pengguna receiver lain hanya bisa menumpang menonton di rumah tetangga yang memiliki receiver tersebut.


Jadi Harus Pakai Receiver Apa?

Dari sekian banyak kasus di atas dapat disimpulkan bahwa membeli receiver harus disesuaikan dengan pilihan siaran favorit penggunanya.


Hal pertama, membeli receiver untuk tujuannya kalau hendak menonton acara sinetron biasa atau berita-berita nasional, receiver merek apa saja masih ada kok siaran sinetron dan beritanya. Walaupun receiver jadul (MPEG2), masih lumayan siaran-siaran lokalnya. Hingga tulisan ini dibuat, receiver MPEG2 masih bisa menangkap ANTV, TV One, Trans TV, Trans 7, Metro TV, dll. Cuma minus MNC Group (RCTI, MNC TV, GTV), Emtek Group (Indosiar, SCTV, O Channel).


Kalau mau siaran lokal terlengkap bisa menggunakan MNC Vision, Kvision, Nex Parabola dan Nusantara HD. Atau receiver yang hanya minus MNC Group saja bisa menggunakan receiver merk apa saja yang penting sudah format MPEG4 pada satelit Telkom4. Tetapi diantara receiver yang dapat menangkap siaran lokal tanpa terkecuali harus berlangganan dulu atau beli dengan paket permanen. Biasalah bisnis...apalagi kalau channel nya memiliki rating yang tinggi, jadi pengguna pasti mau berlangganan.


Hal kedua, kalau mau beli receiver yang dapat menyaksikan sepakbola, sesuaikanlah dahulu dengan sepakbola yang Anda sukai. Misalnya Anda pecinta Juventus dan Ronaldo, ada baiknya beli receiver yang dapat menangkap siaran yang menayangkan Liga Italia. Atau kalau Anda pecinta Manchester United, Liverpool, Chelsea, Man City, Arsenal, beli lah receiver yang menayangkan Liga Inggris. Akan tetapi, perlu dipahami bahwa tidak selamanya suatu channel memiliki hak untuk menyiarkan Sepakbola. Bisa saja habis masa kontraknya atau dimenangkan oleh provider channel lain. Jadi misalnya ada pecinta liga Inggris yang membeli receiver untuk menayangkan Mola TV. jika Mola TV tidak menyiarkan Liga Inggris (EPL) setelah tahun 2022, maka receiver yang sebelumnya menangkap Mola TV seakan tidak berguna lagi. Jadi perlu dicari informasi siapa tau ada receiver pada provider tertentu yang menayangkan Liga Inggris atau berdoa saja agar channel yang menyiarkannya menang tender terus agar tidak perlu beli receiver baru lagi, hehe.


Hal ketiga, sesuaikan budget dan rencana pengeluaran ke depan. Misalnya Saya pecinta Liga Inggris dan saya membeli receiver Mola Matrix untuk berlangganan Mola TV. Soal harga receiver, biasanya mirip-mirip sekitar 250K-500K. Yang bikin mahal hanya di biaya paket atau berlangganannya. Berdasarkan pengalaman, paket Liga Inggris per bulan mencapai 90K. 1 musim penuh sekitar 500K.


Jadi perlu dipertimbangkan pengeluaran yang sekian banyak itu apakah mampu ditanggung, atau bisa saja ada pilihan lebih baik menonton lewat Smartphone via streaming (khusus bagi wilayah yang internetnya bagus). Sebagai perbandingan, paket streaming Mola TV dengan Paket siaran parabola sangat berbeda. Jika lewat streaming, Mola TV berlangganan sebulan seharga 65K, setahun 500K, tapi belum lagi termasuk paket internet untuk dapat membuka siarannya. Jadi intinya kalau dirasa beli paket nonton siaran Bola Liga Inggris tidak terlalu penting, lebih baik tidak beli receivernya karena akan membuang uang Anda. Atau, mungkin Anda lebih memilih nonton via streaming.


Hal keempat (terakhir), sesuaikan jenis parabola yang Anda miliki dengan receiver yang akan Anda beli. Parabola pada umumnya ada dua ukuran yaitu parabola besar (jaring dan solid) dan parabola mini. Parabola besar menggunakan LNB C Band dan parabola mini menggunakan LNB KU Band.  Jika parabola Anda adalah parabola besar, akan lebih baik menangkap siaran ketika cuaca buruk (hujan, angin). Berbeda dengan parabola mini dengan LNB Ku Band sangat rentan gangguan cuaca. Oleh sebab itu jika wilayah Anda sering gangguan cuaca, lebih baik beli receiver yang menggunakan parabola besar agar menontonnya  terasa puas walaupun hujan. Memang beberapa receiver sekarang sudah Hybrid, artinya dapat digunakan pada satelit dengan jalur C-Band dan juga KU-Band. Hanya jenis receiver MPEG2 yang pada umumnya sulit untuk menangkap siaran di KU Band karena siaran yang berformat MPEG2 di Ku Band sudah menghilang, terutama siaran-siaran Indonesia.


Dan perlu diketahui, ada juga parabola mini tapi tahan terhadap segala gangguan cuaca  yaitu MNC Vision. Satelit yang dipakai untuk menyalurkan siaran adalah satelit SES-7 dimana channel pada satelit ini hanya dapat ditangkap dengan LNB S-Band. Akan tetapi jenis ini lebih mahal dibanding yang lain. Memang harga sesuai kulaitas. Ukuran kecil dan gampang pasang, tidak makan tempat dan menangkap semua siaran lokal serta tahan terhadap cuaca.

Itulah sekian banyak tips dan alasan untuk membeli Receiver satelit parabola. Semoga dapat menjadi pedoman bagi Anda yang ingin menonton channel favorit sesuai dengan resiko dan keuntungannya.


Catatan Update Hak siar Sepakbola Dunia musim 2021/2022 yaitu :

Liga Inggris (EPL) dan Bundesliga dipegang Oleh Mola TV kerjasama dgn NET TV.

Liga Spanyol : BEin Sport kerjasama dgn RCTI

Liga Champions dan Eropa : Emtek Group (SCTV, Champions TV)

Liga 1 Indonesia : Emtek Group (Indosiar)

Salam mariadilmu .....bos ku sekalian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menentukan Letak Astronomis suatu Wilayah pada Peta

Letak atau Lokasi suatu wilayah berdasarkan lintang dan bujur disebut dengan letak astronomis. Garis Lintang 0 0 disebut dengan garis Khatulistiwa (equator) yang membagi bumi menjadi bagian utara yang disebut dengan Lintang Utara (LU) dan bagian selatan yang disebut dengan Lintang Selatan (LS). Garis lintang menjadi dasar pembagian iklim yang didasarkan pada sudut datang matahari, sedangkan garis bujur 0 0 yang berada di kota Greenwich membagi belahan bumi menjadi belahan bumi Barat yang dikenal dengan Bujur Barat (BB) dan belahan bumi Timur yang dikenal dengan Bujur Timur (BT). Garis bujur 0 0 yang dipergunakan sebagai dasar pembagian waktu di berbagai wilayah (negara). Garis lintang dan bujur merupakan garis khayal artinya kita tidak menjumpai garis ini secara nyata di bumi. Garis Lintang kenampakannya horizontal, sedangkan Garis Bujur kenampakannya vertikal pada peta atau globe. Berdasarkan konsep Geografi, letak/lokasi terbagi dua yaitu letak absolut dan letak relat...

Menentukan Perbedaan Waktu antar Wilayah di Muka Bumi

Salam Geografi!! Saudara sekalian pasti pernah menonton siaran bola liga Inggris, Liga Spanyol atau Liga Eropa lainnya pada saat malam atau dini hari bukan?. Nah kalau kita bayangkan mengapa mereka main bola saat malam larut atau disaat kita di Indonesia sudah tertidur. Tentunya sebagai orang yang telah mempelajari geografi, tidak akan merasa heran lagi atau sudah memahami mengapa demikian. Bagi orang awam mungkin saja mereka berpikiran kalau memang pertandingan itu memang dilaksanakan pada jam saat menonton di Indonesia, padahal mereka itu main bola pada saat sore hari atau bukan larut malam. Dasar teorinya adalah Eropa berada pada belahan bumi Barat, sedangkan Indonesia berada pada belahan bumi Timur. Sehingga kalau di Indonesia malam hari, kemungkinan di Eropa Siang hari, demikian sebaliknya. Pada Postingan sebelumnya yaitu "menentukan letak astronomis suatu wilayah pada peta", telah disinggung mengenai garis lintang dan bujur.  Garis bujur menjadi dasar pembe...

Mengubah Skala Garis Menjadi Skala Angka

Topik tentang skala merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sebuah peta. Gambaran permukaan bumi yang relatif luas dapat digambarkan di sebidang kertas karena diperkecil dengan menggunakan skala tertentu, tergantung berapa kali luas yang sebenarnya diperkecil dan seberapa besar peta yang akan digambar. Semakin kecil peta yang akan digambarkan maka skalanya akan semakin besar, demikian sebaliknya. Misalnya sebuah peta X yang akan diperkecil 4x skala nya akan lebih besar dibandingkan peta yang diperkecil 2x. Skala adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya/sesungguhnya di lapangan. Jadi dapat dirumuskan sebagai berikut : Untuk mencari jarak sebenarnya (JS) jika diketahui jarak pada peta (JP) dan skala (SK) adalah jarak pada peta dikali dengan penyebut skala. JS = JP x SK sedangkan mencari jarak pada peta (JP)  jika diketahui jarak sebenarnya(JS) dan skala (SK) adalah jarak sebenarnya dibagi penyebut skala. JP = JS/SK Skala yang sering dijumpai pada pe...