Langsung ke konten utama

Resiko Punya Situs Domain Berbayar | Efek Kalau Tidak Dilanjutkan

Menggunakan domain berbayar seperti .com, .net, .co.id, dan lain-lain memang membuat blog lebih terkesan profesional. 

Dengan menggunakan domain tersebut tanpa embel-embel blogspot atau wordpress, pengunjung menjadi lebih yakin (relatif sih) karena prinsipnya, pemilik situs/blog akan membayar per tahun ke pihak penyedia domain.

Jadi kesan pengunjung, tidak mungkin pemilik blog berani mengeluarkan dana kalau situsnya bukan untuk dikelola secara profesional dan mempertimbangkan kepercayaan pengunjung dengan artikel yang akurat dan terpercaya.

Memiliki nama situs dengan domain berbayar bagi pemilik blog/situs juga menjadi suatu kebanggaan dan menambah rasa percaya diri. Pemilik blog akan lebih berani mempromosikan, membagikan artikel nya di media sosial karena nama blog/situs nya menjadi pertimbangan pembaca dalam mengunjunginya.

Akan tetapi banyak resiko memiliki domain berbayar seperti yang penulis alami (dari mariadilmu.com menjadi mariadilmu.blogspot.com) yaitu :

1. Harus Mengupdate Artikel Lebih Sering Agar Situs Betul-Betul Dipercaya Pengunjung
Ketika memutuskan memiliki situs berdomain misalnya .com, kita harus lebih aktif dalam mengelola blog. Dalam artian, kalau hanya untuk buat artikel sekali seminggu, tidak akan berarti apa-apa walaupun sekeren apa nama blog Anda. Sama saja ibarat membeli mobil sedan mewah untuk dipakai berjalan-jalan di lumpur. Artinya tidak sesuai.

Blog yang sudah memakai domain berbayar setidaknya dikelola dengan baik dan mempublikasikan artikel yang berkelanjutan dan kalau bisa setiap hari agar tidak sia-sia punya domain berbayar.

Untuk apa punya domain berbayar tapi tidak pernah muncul di halaman pertama pencarian google. Malah kalah sama situs/blog yang gratisan semacam blogspot, wordpress yang sering bertengger di posisi pertama pencarian google.

2. Membebani Keuangan
Mungkin sebagian besar para blogger membuat blog untuk mencari peruntungan dari Adsense ataupun pengiklan lainnya. Tapi penghasilan yang tidak sepadan dengan pembayaran sewa hosting domain akan membuat Anda rugi. Ibaratnya lebih besar pasak daripada tiang.

Hal ini berhubungan dengan poin pertama tadi, dimana ketidakkonsistenan dalam mengupdate artikel membuat pengunjung kurang berminat mengunjungi blog/situs Anda. Artikel jarang-jarang diupdate berdampak pada pengunjung sedikit, kemudian tidak ada yang klik iklan. Akhirnya penghasilan minim.

Sebagai contoh pengalaman saya karena sering malas dan kurang update artikel (pernah sampai 1 tahun off), penghasilannya sehari cuma maksimal 100 rupiah saja.

Jika dihitung selama setahun 100×365 =Rp. 36.500. Padahal biaya sewa domain .com sebesar Rp.150.000. Intinya rugi besar, belum lagi membuat artikelnya butuh uang minimal beli segelas kopi, kerugian waktu dan belum lagi efek cahaya laptop/hp yang mengenai mata, tambah rugi lagi.

3. Kehilangan Pengunjung
Memiliki domain berbayar tetapi pada akhirnya mengalami kerugian pada point 2, pasti Anda akan menghentikan layanan berbayar dan kembali ke versi gratisan (seperti blog ini,hehe). Akhirnya berdampak pada kehilangan pengunjung.

Orang yang mengklik nama situs domain berbayar Anda tidak akan menemukan apapun lagi dan artikel yang terlanjur Anda bagikan dimedia sosial atau di tempat lain dengan nama domain berbayar, tidak akan bisa dibuka lagi. Akhirnya perlahan-lahan pengunjung hilang. Kecuali Anda kembali mempromosikan situs Anda ke orang-orang, tapi intinya sudah terlanjur hilang pengunjung. Ibarat memulai nge blog dari awal lagi.

Pepatah bilang, sepala mandi biarlah basah. Kalau memang Anda ingin membuat blog ber domain berbayar, haruslah memang fokus untuk mengelolanya, karena blog itu ibarat lahan, kalau dibiarkan maka tidak akan menghasilkan apa-apa. Anda harus sebisa mungkin mengatur waktu untuk mengupdate, mempromosikan atau menjawab komentar-komentar yang ada.

4. Adsense Menjadi Kembali ke Peninjauan
Apabila situs blog dengan domain Anda sebelumnya sudah diterima Adsense untuk menayangkan iklan, maka ketika kembali ke versi gratisan, situs Anda akan ditinjau ulang agar dapat menayangkan iklan. Selama peninjauan, situs Anda tidak dapat menampilkan iklan penghasilan akan hilang.

Belum lagi kalau peninjauan butuh waktu yang lama hingga berbulan-bulan, atau paling sedihnya situs Anda malah tidak lolos peninjauan. Sangat menyedihkan.

Itulah 4 resiko ketika situs Anda memiliki Domain berbayar dan tidak dilanjutkan.

Untuk mengatasi resiko-resiko diatas perlu pertimbangan-pertimbangan matang sebagai contoh dari pengalaman penulis, membuat artikel itu termasuk sulit. Penulis secara pribadi tidak sanggup untuk update setiap hari bahkan seminggu pun jarang (karena tidak fokus). Artinya membuat artikel yang berkualitas, bukan copas dan abal-abal.

Jadi kalau Anda ingin update setiap hari, atau lebih sering sebaiknya berkolaborasi dengan penulis-penulis lain, sehingga mereka bisa berkontribusi memberikan artikel-artikel terbaru tergantung topik dalam situs Anda. Jadi ketika Anda malas membuat artikel, ada admin lain yang mengisi/update artikel di blog Anda.

Selain itu, dengan kerjasama antar beberapa admin dan penulis dalam situs Anda, pasti stok artikel dalam situs/blog menjadi terjamin dan tidak akan seperti penulis blog ini yang pernah sampai setahun tidak update artikel.

Semakin sering blog/situs Anda update artikel maka nama blog/situs Anda perlahan akan berkembang dan dijumpai di halaman pertama pencarian google. Jadi peluangnya semakin besar untuk mendapat keuntungan, khususnya bagi yang sudah lolos verifikasi iklan Adsense.

Demikian pengalaman penulis selama memiliki domain berbayar, semoga dapat menginspirasi pembaca.

NB : walaupun mariadilmu.com telah beralih ke mariadilmu.blogspot.com, tetapi tulisan blog ini tetap profesional dengan motto mari adil dan berilmu (mariadilmu)
Salam...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menentukan Letak Astronomis suatu Wilayah pada Peta

Letak atau Lokasi suatu wilayah berdasarkan lintang dan bujur disebut dengan letak astronomis. Garis Lintang 0 0 disebut dengan garis Khatulistiwa (equator) yang membagi bumi menjadi bagian utara yang disebut dengan Lintang Utara (LU) dan bagian selatan yang disebut dengan Lintang Selatan (LS). Garis lintang menjadi dasar pembagian iklim yang didasarkan pada sudut datang matahari, sedangkan garis bujur 0 0 yang berada di kota Greenwich membagi belahan bumi menjadi belahan bumi Barat yang dikenal dengan Bujur Barat (BB) dan belahan bumi Timur yang dikenal dengan Bujur Timur (BT). Garis bujur 0 0 yang dipergunakan sebagai dasar pembagian waktu di berbagai wilayah (negara). Garis lintang dan bujur merupakan garis khayal artinya kita tidak menjumpai garis ini secara nyata di bumi. Garis Lintang kenampakannya horizontal, sedangkan Garis Bujur kenampakannya vertikal pada peta atau globe. Berdasarkan konsep Geografi, letak/lokasi terbagi dua yaitu letak absolut dan letak relat...

Menentukan Perbedaan Waktu antar Wilayah di Muka Bumi

Salam Geografi!! Saudara sekalian pasti pernah menonton siaran bola liga Inggris, Liga Spanyol atau Liga Eropa lainnya pada saat malam atau dini hari bukan?. Nah kalau kita bayangkan mengapa mereka main bola saat malam larut atau disaat kita di Indonesia sudah tertidur. Tentunya sebagai orang yang telah mempelajari geografi, tidak akan merasa heran lagi atau sudah memahami mengapa demikian. Bagi orang awam mungkin saja mereka berpikiran kalau memang pertandingan itu memang dilaksanakan pada jam saat menonton di Indonesia, padahal mereka itu main bola pada saat sore hari atau bukan larut malam. Dasar teorinya adalah Eropa berada pada belahan bumi Barat, sedangkan Indonesia berada pada belahan bumi Timur. Sehingga kalau di Indonesia malam hari, kemungkinan di Eropa Siang hari, demikian sebaliknya. Pada Postingan sebelumnya yaitu "menentukan letak astronomis suatu wilayah pada peta", telah disinggung mengenai garis lintang dan bujur.  Garis bujur menjadi dasar pembe...

Mengubah Skala Garis Menjadi Skala Angka

Topik tentang skala merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sebuah peta. Gambaran permukaan bumi yang relatif luas dapat digambarkan di sebidang kertas karena diperkecil dengan menggunakan skala tertentu, tergantung berapa kali luas yang sebenarnya diperkecil dan seberapa besar peta yang akan digambar. Semakin kecil peta yang akan digambarkan maka skalanya akan semakin besar, demikian sebaliknya. Misalnya sebuah peta X yang akan diperkecil 4x skala nya akan lebih besar dibandingkan peta yang diperkecil 2x. Skala adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya/sesungguhnya di lapangan. Jadi dapat dirumuskan sebagai berikut : Untuk mencari jarak sebenarnya (JS) jika diketahui jarak pada peta (JP) dan skala (SK) adalah jarak pada peta dikali dengan penyebut skala. JS = JP x SK sedangkan mencari jarak pada peta (JP)  jika diketahui jarak sebenarnya(JS) dan skala (SK) adalah jarak sebenarnya dibagi penyebut skala. JP = JS/SK Skala yang sering dijumpai pada pe...