Setiap pengajar/guru memiliki ciri khas masing-masing dalam menyampaikan ilmu ke peserta didik. Ada guru yang selera humornya tinggi, ada yang diam tapi tegas, bahkan ada pula yang sangat serius sampai-sampai peserta didik tidak bisa bergerak saat belajar dan lain sebagainya.
Profesi seorang guru yang diyakini peserta didik sebagai sumber ilmu (suhu), akan memotivasi guru untuk mentransfer ilmu itu dengan baik dan benar. Akan tetapi terkadang gaya mengajar seorang guru menjadi salah satu faktor yang membuat peserta didik berhasil menerima ilmu itu.
Sebagai contoh guru-guru atau tutor di lembaga bimbingan belajar biasanya memiliki gaya dan cara mengajar yang smart, jelas, lugas. Karena memang mereka diseleksi untuk bisa menjadi tutor dengan kualifikasi tertentu. Belum lagi kalau ganteng/cantik pasti peserta didik melotot dan lebih bersemangat menerima pelajaran dari nya.
Padahal di sekolah, belum tentu ada guru-guru seperti itu, apalagi kalau guru di sekolah sudah tua-tua pasti jauh beda dengan guru-guru les bimbel yang muda dan fresh. Jadi, banyak peserta didik yang merasa lebih banyak ilmu di luar daripada di sekolah sehingga banyak yang les privat atau bimbel. Artinya jalur pendidikan formal telah kalah dengan jalur pendidikan nonformal.
Nah, sebenarnya apakah ada standar yang mengatakan guru harus mengajar dengan cara begini atau begitu, agar peserta didik dapat menerima ilmu dengan baik?
Mengutip dari Rooijakkers (1991), dalam proses belajar mengajar ada satu syarat terpenting yang harus dilakukan guru yaitu menciptakan suasana belajar yang baik.
Namun perlu kita ketahui bahwa setiap guru tidak ada yang sempurna, bahkan guru profesional sekalipun belum tentu berhasil mentransfer ilmu ke peserta didiknya dengan baik. Jadi secara nyata di lapangan, niat belajar seorang peserta didik selalu menjadi faktor utama dalam keberhasilannya.
Walau bagaimana gaya seorang guru mengajar, kalau memang dalam niat seorang peserta didik menyukai pelajaran itu, pasti dia akan berusaha mendapatkan ilmu itu dengan caranya sendiri misalnya dengan les tambahan atau mencari sumber referensi dari buku lain atau internet.
Memang meniru gaya mengajar seorang tutor bimbel perlu juga agar suasana bimbel terbawa ke sekolah, namun tugas guru di sekolah bukan hanya menyampaikan materi/ilmu. Terlebih dari itu, seorang guru harus mampu mengubah peserta didik menjadi anak yang baik, disiplin dan berakhlak mulia.
Jadi pada intinya, selain seorang guru harus memenuhi syarat menciptakan suasana belajar yang baik sesuai pendapat Rooijekkers, guru juga harus mampu membimbing peserta didik menjadi anak yang bermoral.
Untuk apa nilai pengetahuan yang baik, kalau tidak dibarengi dengan akhlak yang baik pula. Jadi peserta didik boleh mendapatkan ilmu tambahan lebih banyak di bimbel (nonformal) tapi mendapat motivasi dan ajaran kebaikan lebih banyak di sekolah (formal).
Salam opini guru Mariadilmu.
Referensi :
Rooijakkers, AD. 1991. Mengajar dengan sukses. Petunjuk untuk merencanakan dan menyampaikan pengajaran. Jakarta : Grasindo.
Profesi seorang guru yang diyakini peserta didik sebagai sumber ilmu (suhu), akan memotivasi guru untuk mentransfer ilmu itu dengan baik dan benar. Akan tetapi terkadang gaya mengajar seorang guru menjadi salah satu faktor yang membuat peserta didik berhasil menerima ilmu itu.
Sebagai contoh guru-guru atau tutor di lembaga bimbingan belajar biasanya memiliki gaya dan cara mengajar yang smart, jelas, lugas. Karena memang mereka diseleksi untuk bisa menjadi tutor dengan kualifikasi tertentu. Belum lagi kalau ganteng/cantik pasti peserta didik melotot dan lebih bersemangat menerima pelajaran dari nya.
Padahal di sekolah, belum tentu ada guru-guru seperti itu, apalagi kalau guru di sekolah sudah tua-tua pasti jauh beda dengan guru-guru les bimbel yang muda dan fresh. Jadi, banyak peserta didik yang merasa lebih banyak ilmu di luar daripada di sekolah sehingga banyak yang les privat atau bimbel. Artinya jalur pendidikan formal telah kalah dengan jalur pendidikan nonformal.
Nah, sebenarnya apakah ada standar yang mengatakan guru harus mengajar dengan cara begini atau begitu, agar peserta didik dapat menerima ilmu dengan baik?
Mengutip dari Rooijakkers (1991), dalam proses belajar mengajar ada satu syarat terpenting yang harus dilakukan guru yaitu menciptakan suasana belajar yang baik.
Dalam proses belajar mengajar ada satu syarat terpenting yang harus dilakukan guru yaitu menciptakan suasana belajar yang baik. Drs. Rooijakkers
Yang dimaksud dengan suasana belajar yang baik adalah suasana di mana proses belajar mengajar dapat berjalan sebaik mungkin. Syarat-syaratnya yaitu :
-Murid harus mengalami kemajuan
-Murid harus menghargai pelajaran yang disajikan
-Pengajar harus memperoleh kepuasan karenanya.
-Murid harus mengalami kemajuan
-Murid harus menghargai pelajaran yang disajikan
-Pengajar harus memperoleh kepuasan karenanya.
Syarat PBM berjalan dengan baik : Murid harus mengalami kemajuan, Murid harus menghargai pelajaran yang disajikan, Pengajar harus memperoleh kepuasan karenanya. Drs. RooijakkersDapat disimpulkan antara peserta didik dengan guru harus saling mendapat umpan balik yang positif sehingga transfer ilmu dari guru sampai pada muridnya.
Namun perlu kita ketahui bahwa setiap guru tidak ada yang sempurna, bahkan guru profesional sekalipun belum tentu berhasil mentransfer ilmu ke peserta didiknya dengan baik. Jadi secara nyata di lapangan, niat belajar seorang peserta didik selalu menjadi faktor utama dalam keberhasilannya.
Walau bagaimana gaya seorang guru mengajar, kalau memang dalam niat seorang peserta didik menyukai pelajaran itu, pasti dia akan berusaha mendapatkan ilmu itu dengan caranya sendiri misalnya dengan les tambahan atau mencari sumber referensi dari buku lain atau internet.
Memang meniru gaya mengajar seorang tutor bimbel perlu juga agar suasana bimbel terbawa ke sekolah, namun tugas guru di sekolah bukan hanya menyampaikan materi/ilmu. Terlebih dari itu, seorang guru harus mampu mengubah peserta didik menjadi anak yang baik, disiplin dan berakhlak mulia.
Jadi pada intinya, selain seorang guru harus memenuhi syarat menciptakan suasana belajar yang baik sesuai pendapat Rooijekkers, guru juga harus mampu membimbing peserta didik menjadi anak yang bermoral.
Untuk apa nilai pengetahuan yang baik, kalau tidak dibarengi dengan akhlak yang baik pula. Jadi peserta didik boleh mendapatkan ilmu tambahan lebih banyak di bimbel (nonformal) tapi mendapat motivasi dan ajaran kebaikan lebih banyak di sekolah (formal).
Salam opini guru Mariadilmu.
Referensi :
Rooijakkers, AD. 1991. Mengajar dengan sukses. Petunjuk untuk merencanakan dan menyampaikan pengajaran. Jakarta : Grasindo.
Komentar