Langsung ke konten utama

Mengapa Tahun 2020 Merupakan Tahun Kabisat?



Tahun kabisat merupakan tahun yang unik dibanding tahun-tahun lainnya karena di tahun kabisat jumlah hari dalam setahun adalah 366 hari sedangkan tahun-tahun lainnya hanya 365 hari. Penambahan jumlah hari dalam tahun Kabisat terdapat pada Bulan Februari, dimana jumlahnya menjadi 29 hari dalam sebulan atau dengan kata lain terdapat tanggal 29 Februari.

Banyak kaum awam yang keliru dalam menentukan tahun Kabisat. Sebagian besar orang mengatakan tahun kabisat adalah tahun yang habis dibagi 4 atau hasilnya bulat jika dibagi 4. 

Misalnya tahun 2000 merupakan tahun kabisat karena 2000 : 4 = 500 (hasilnya bulat). Sedangkan tahun 2001 bukan merupakan tahun kabisat karena 2001 : 4 = 500,25 (hasilnya tidak bulat). Memang ada benarnya tahun yang habis dibagi 4 merupakan tahun kabisat, tetapi tidak semua tahun yang habis dibagi 4 merupakan tahun kabisat. Bagaimana dasar perhitungannya? Mari kita bahas. 

Istilah kabisat berasal dari bahasa Arab “Kabisah” yang artinya melompat. Istilah melompat dalam arti dari tanggal 28 februari langsung ke tanggal 1 maret. Tahun Kabisat di negara lain disebut dengan nama Leap Year. 


Tahun kabisat pertama kali dicetuskan oleh Sosigenes, seorang astronom pada masa pemerintahan Julius Caesar tahun 1500 M.

Menurut perhitungan Sosigenes, dalam sekali bumi berevolusi (mengelilingi matahari) dibutuhkan waktu selama 365 hari, 5 jam, 48 menit dan 45 detik. Atau dibulatkan sekitar 365, 25 hari (365 hari + 6 jam). Sosigenes membulatkan menjadi 365 hari dalam setahun. Sedangkan 5 jam, 48 menit, 45 detik dibulatkan menjadi 6 jam. 


Kelebihan 6 jam dalam setahun itu digabungkan pada tahun ke empat menjadi 1 hari. Perhitungannya 6 jam x 4 = 24 jam atau 1 hari. Nah, 1 hari yang bertambah dalam 4 tahun sekali ini, ditambahkanlah ke Bulan Februari sehingga dalam 4 tahun sekali terdapat tanggal 29. 

Tahun ke tahun berlalu, pada tahun 1600 seorang astronom Italia bernama Aloysius Lilius mengoreksi kesalahan perhitungan yang dilakukan oleh Sosigenes dimana dalam perhitungannya masa revolusi bumi dalam setahun yaitu 365, 25 hari malah berlebih 11 menit.


Kekeliruan perhitungannya adalah pada pembulatan 5 jam, 48 menit dan 45 detik. Seharusnya lebih tepatnya 5 jam, 49 menit (masih kurang 11 menit), malah dibulatkan oleh Sosigenes menjadi 6 jam (lebih 11 menit). Kelebihan 11 menit setiap tahun ini jika diakumulasikan dalam 400 tahun, revolusi bumi berlebih sebanyak 3 hari, dengan perhitungan 11 x 400 = 4400 menit. Selanjutnya 4400 : 60 menit = 73 jam atau sekitar 3 hari. 

Jadi kesalahannya adalah pembulatan yang dilakukan oleh Sosigenes menjadi 6 jam, malah membuat dalam setiap tahun revolusi bumi berlebih 11 menit. Atau 3 hari dalam 400 tahun. Untuk memperbaiki kesalahan itu dan untuk mencegah kesalahan penanggalan, harus ada 3 hari yang mesti dihilangkan. Maka dalam kurun waktu 400 tahun, aturan tahun kabisat setiap 4 tahun harus dikurangi 3 hari. Sebelumnya dalam 400 tahun terdapat 100 kali tahun kabisat, setelah dikurangi 3 menjadi terdapat 100-3 = 97 kali tahun kabisat. 

Penanggalan yang telah direvisi ini disetujui oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582 sehingga dikenal dengan nama kalender Gregorian yang dipakai hingga sekarang.


Jadi rumus untuk menentukan tahun kabisat adalah habis dibagi 4, terkecuali pada tahun kelipatan 100 (abad baru) selain habis dibagi 4 juga mesti habis dibagi 400
Sangat penting digarisbawahi pada “tahun kelipatan 100 selain habis dibagi 4 juga mesti habis dibagi 400”

Contoh permasalahan 
Tahun 1900. Sekilas orang menganggap tahun 1900 adalah tahun kabisat karena habis dibagi 4 (1900 : 4 = 475). Padalah 1900 tidak habis dibagi 400. Jadi tahun 1900 bukanlah tahun kabisat. Demikian halnya tahun-tahun kelipatan 100 lainnya seperti tahun 2100, tahun 2200, tahun 2500 dll yang bukan merupakan tahun kabisat. 

Beda dengan tahun 2000, tahun 2400, tahun 2800. Selain habis dibagi 4, tahun itu juga habis dibagi 400 sehingga tahun tersebut merupakan tahun kabisat. 

Sekarang kita menjalani tahun 2020. Jika 2020 : 4 hasilnya habis dibagi 4, maka tahun 2020 merupakan tahun Kabisat. Buktinya di kalender tahun 2020 terdapat tanggal 29 Februari. 

Itulah cara menentukan tahun kabisat. Jadi pada intinya memang tahun kabisat adalah tahun yang habis dibagi empat, tapi tahun-tahun abad baru (kelipatan 100), selain habis dibagi 4 harus habis dibagi 100 agar dapat dikatakan tahun kabisat. Semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menentukan Letak Astronomis suatu Wilayah pada Peta

Letak atau Lokasi suatu wilayah berdasarkan lintang dan bujur disebut dengan letak astronomis. Garis Lintang 0 0 disebut dengan garis Khatulistiwa (equator) yang membagi bumi menjadi bagian utara yang disebut dengan Lintang Utara (LU) dan bagian selatan yang disebut dengan Lintang Selatan (LS). Garis lintang menjadi dasar pembagian iklim yang didasarkan pada sudut datang matahari, sedangkan garis bujur 0 0 yang berada di kota Greenwich membagi belahan bumi menjadi belahan bumi Barat yang dikenal dengan Bujur Barat (BB) dan belahan bumi Timur yang dikenal dengan Bujur Timur (BT). Garis bujur 0 0 yang dipergunakan sebagai dasar pembagian waktu di berbagai wilayah (negara). Garis lintang dan bujur merupakan garis khayal artinya kita tidak menjumpai garis ini secara nyata di bumi. Garis Lintang kenampakannya horizontal, sedangkan Garis Bujur kenampakannya vertikal pada peta atau globe. Berdasarkan konsep Geografi, letak/lokasi terbagi dua yaitu letak absolut dan letak relat...

Tips Pasang Lampu/Pompa Air dengan Dua Saklar

Sahabat blogger, memasang saklar lampu mungkin sudah hal biasa bagi sebagian besar ahli listrik atau orang yang mengerti pemasangan instalasi. dan tentunya bukan hanya orang tamatan teknik kelistrikan yang mampu memasang saklar, tetapi juga orang biasa yang belajar dengan serius. Kalau kita memiliki pengetahuan memasang saklar maka tentunya akan mengurangi biaya upah tukang PLN atau orang yang ahli kelistrikan bukan.  Namun ada situasi dimana kita dituntut memasang dua saklar tapi setiap saklar tersebut bekerja tanpa tergantung pada saklar lainnya. Misalnya lampu (X) bisa dihidupkan dan dipadamkan dengan saklar A, dan juga bisa dihidupkan dan dipadamkan dengan saklar B. Jangankan lampu, satu pompa air yang dipasang di satu rumah yang satu dinding bisa dipakai oleh pemilik rumah tetangga dengan bak/penampungan yang sama. Hal ini akan mengurangi biaya pembelian pompa air bukan?. Prinsip saklar adalah memutuskan dan menghubungkan arus listrik dari PLN atau sumber day...

Menentukan Perbedaan Waktu antar Wilayah di Muka Bumi

Salam Geografi!! Saudara sekalian pasti pernah menonton siaran bola liga Inggris, Liga Spanyol atau Liga Eropa lainnya pada saat malam atau dini hari bukan?. Nah kalau kita bayangkan mengapa mereka main bola saat malam larut atau disaat kita di Indonesia sudah tertidur. Tentunya sebagai orang yang telah mempelajari geografi, tidak akan merasa heran lagi atau sudah memahami mengapa demikian. Bagi orang awam mungkin saja mereka berpikiran kalau memang pertandingan itu memang dilaksanakan pada jam saat menonton di Indonesia, padahal mereka itu main bola pada saat sore hari atau bukan larut malam. Dasar teorinya adalah Eropa berada pada belahan bumi Barat, sedangkan Indonesia berada pada belahan bumi Timur. Sehingga kalau di Indonesia malam hari, kemungkinan di Eropa Siang hari, demikian sebaliknya. Pada Postingan sebelumnya yaitu "menentukan letak astronomis suatu wilayah pada peta", telah disinggung mengenai garis lintang dan bujur.  Garis bujur menjadi dasar pembe...