Materi Pembelajaran Geografi
Kelas / Semester : XII / Dua
Materi pokok : Percepatan Pertumbuhan Wilayah
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x Pertemuan)
Konsep Wilayah
Wilayah (region) adalah suatu areal yang memiliki karakteristik tertentu berbeda dengan wilayah yang lain. Wilayah dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Wilayah Formal (uniform region/homogeneous) adalah suatu wilayah yang memiliki keseragaman atau kesamaan dalam kriteria tertentu, baik fisik maupun sosialnya. Contoh: suatu wilayah mempunyai kesamaan bentang alam pegunungan disebut wilayah pegunungan atau suatu wilayah mempunyai keseragaman dalam bidang kegiatan bercocok tanam disebut wilayah pertanian.
c. Wilayah Fungsional (nodal region) merupakan wilayah yang dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berkaitan dan ditandai dengan adanya hubungan atau interaksi dengan wilayah di sekitarnya. Contoh: Suatu industri didirikan pada suatu wilayah. Setiap pagi karyawan bekerja menuju pabrik dan sore hari mereka pulang ke rumah masing-masing.
Wilayah merupakan daerah tertentu yang didalamnya tercipta kesamaan struktur ekonomi dan sosial sebagai perwujudan antara faktor lingkungan dan sosial (demografis). Banyak ahli yang memberikan batasan mengenai pengertian wilayah, tetapi definisi wilayah memiliki banyak perbedaan.
Wilayah (region) adalah suatu areal yang memiliki karakteristik tertentu berbeda dengan wilayah yang lain. Wilayah dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Wilayah Formal (uniform region/homogeneous) adalah suatu wilayah yang memiliki keseragaman atau kesamaan dalam kriteria tertentu, baik fisik maupun sosialnya. Contoh: suatu wilayah mempunyai kesamaan bentang alam pegunungan disebut wilayah pegunungan atau suatu wilayah mempunyai keseragaman dalam bidang kegiatan bercocok tanam disebut wilayah pertanian.
c. Wilayah Fungsional (nodal region) merupakan wilayah yang dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berkaitan dan ditandai dengan adanya hubungan atau interaksi dengan wilayah di sekitarnya. Contoh: Suatu industri didirikan pada suatu wilayah. Setiap pagi karyawan bekerja menuju pabrik dan sore hari mereka pulang ke rumah masing-masing.
Wilayah merupakan daerah tertentu yang didalamnya tercipta kesamaan struktur ekonomi dan sosial sebagai perwujudan antara faktor lingkungan dan sosial (demografis). Banyak ahli yang memberikan batasan mengenai pengertian wilayah, tetapi definisi wilayah memiliki banyak perbedaan.
Wilayah (region) adalah suatu areal yang memiliki karakteristik tertentu berbeda dengan wilayah yang lain. Dibedakan atas Wilayah Formal dan Fungsional
Salah satu batasan wilayah dikemukakan oleh E.G.R. Taylor pada tahun 1950 sebagai berikut:
Wilayah dapat didefinisikan sebagai suatu daerah tertentu di permukaan bumi yang dapat dibedakan dengan daerah tetangganya atas dasar kenampakan karakteristik tertentu. Walaupun ada berbagai macam pengertian wilayah, ada beberapa unsur persamaan yang bila disimpulkan, yaitu: mendasarkan definisi pada gejala-gejala kemanusiaan (human fenomena), mendasarkan pada gejala-gejala alamiah (natural fenomena) dan mendasarkan pada gejala-gejala geografi (geografi fenomena) dengan menghubungkan antara faktor alamiah dan faktor manusiawi.
Regionalisasi (Perwilayahan)
Regionalisasi berarti membagi wilayah-wilayah tertentu di permukaan bumi untuk keadaan tujuan tertentu. Untuk menentukan regionalisasi wilayah harus diperhatikan fisik yang meliputi iklim, morfologi, sumber daya alam, dan keadaan sosial budaya yang meliputi penduduk dan budayanya.
Wilayah dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu;
1. Wilayah Homogen
Wilayah homogen adalah wilayah yang mempunyai sifat atau ciri-ciri yang relatif sama. Sifat atau ciri-ciri yang sama ini misalnya daerah dengan stuktur produksi dan konsumsi yang homogen, daerah dengan tingkat pendapatan rendah/miskin, daerah dengan mata pencaharian penduduknya relatif sama), wilayah yang mempunyai topografi atau iklim yang sama), agama, dan suku yang sama menunjukkan bahwa wilayah homogen di batasi berdasarkan keseragamamnya secara internal (internal uniformity). Contoh wilayah homogen adalah pantai utara Jawa barat (mulai dari indramayu,subang dan karawang).
2. Wilayah Nodal
Wilayah nodal (nodal region) adalah wilayah yang secara fungsional mempunyai ketergantungan antara pusat (inti) dan daerah belakangnya (interland). Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari penduduk, faktor produksi, barang dan jasa, ataupun komunikasi dan transportasi. Pengertian wilayah nodal yang ideal untuk digunakan dalam analisis ekonomi wilayah, mendefinisikan bahwa wilayah tersebut sebagai ekonomi ruang yang di kuasai oleh beberapa pusat kegiatan ekonomi
Wilayah homogen dan wilayah nodal memainkan peranan yang berbeda di dalam organisasi tata ruang masyrakat. Perbedaan ini dapat terlihat pada arus perdagangan. Dasar yang di gunakan wilayah homogen adalah out put yang dapat diekspor bersama dimana seluruh wilayah merupakan suatu daerah surplus out put tertentu. Hal ini mengakibatkan bahwa di berbagai tempat di wilayah tersebut kemungkinan kecil akan mengadakan perdagangan secara luas. Sebaliknya, dalam wilayah nodal pertukaran barang dan jasa secara intern dalam wilayah tersebut merupakan suatu hal yang harus ada. Biasanya daerah belakang akan menjual barang-barang mentah (raw material) dan jasa tenaga kerja pada daerah inti, sedangkan daerah inti akan menjual ke daerah belakang dalam bentuk barang jadi.
3. Wilayah Administratif
Wilayah Administratif adalah wilayah yang batas di tentukan berdasarkan kepentingan administrasi pemerintahan atau politik, seperti: propinsi, kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan, dan RT/RW. Penggunaan wilayah administratif lebih sering digunakan disebabkan oleh dua faktor, yaitu:
• Dalam kebijaksanaan dan rencana pembangunan wilayah di perlukan tindakan dari berbagai badan pemerintahan. Dengan demikian,lebih praktis apabila pembangunan wilayah di dasarkan pada suatu wilayah administrasiyang telah ada.
• Wilayah yang batasnya di tentukan berdasarkan atas suatu administrasi pemerintah lebih mudah di analisis, karena sejak lama pengumpulan data di berbagai wilayah berdasarkan pada wilayah administrasi.
4. Wilayah Perencanaan
Wilayah perencanan (planning region atau programming region) merupakan wilayah yang memperlihatkan kesatuan keputusan-keputusan ekonomi. Wilayah perencanaan dapat dilihat sebagai wilayah yang cukup besar untuk memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan penting dalam penyebaran penduduk dan kesempatan kerj. Namun kecil kemungkinannya persoalan-persoalan perencanaannya dapat dipandang sebagai satu kesatuan. Wilayah perencanaan bukan hanya dari aspek fisik dan ekonomi, tetapi juga dari aspek ekologis. Misalnya dalam kaitannya dengan pengelolaan daerah aliran sugai (DAS). Pengelolaan daerah aliran sungai harus direncanakan dan dikelola mulai dari hulu sampai hilir.Contoh wilayah perencanaan, dari aspek ekologis suatu DAS.
Pusat pertumbuhan merupakan wilayah atau kawasan yang pertumbuhannya sangat pesat, sehingga dijadikan sebagai pusat pembangunan yang dapat memengaruhi kawasan di sekitarnya. Pusat pertumbuhan ini biasanya terdapat pada pusat kota maupun ibukota. Dengan adanya pusat pertumbuhan, diharapkan kawasan di sekitarnya ikut terpengaruh untuk maju. Beberapa contoh kawasan pusat pertumbuhan, antara lain kota Jakarta – Bogor – Tangerang – Bekasi atau Jabotabek, pusat industri Batam, seg.tiga pertumbuhan Singapura – Johor – Riau atau segitiga SIJORI, dan sebagainya.
1. Konsep-konsep Pusat Pertumbuhan
Water Christaller (dalam Nurmala Dewi, 1997), seorang ahli geografi berkebangsaan Jerman, mengatakan bahwa sebagai kawasan yang berpengaruh luas terhadap wilayah-wilayah di sekitarnya, pusat pertumbuhan dapat dicitrakan dengan titik-titik simpul yang berbentuk geometris heksagonal (segi enam). Wilayah segi enam itu merupakan wilayah-wilayah yang penduduknya terlayani oleh tempat sentral yang bersangkutan. Tempat-tempat sentral yang dimaksud dapat berupa pusat perbelanjaan, kota, atau pusat kegiatan lainnya, sehingga wilayah atau tempat-tempat lain di sekitarnya akan tertarik. Misalnya, ibukota provinsi dapat menarik beberapa kota atau ibukota kabupaten, ibukota kabupaten menarik beberapa kecamatan, dan seterusnya.
Ditinjau dari luas kawasan pengaruhnya, hierarki sentral dapat dibedakan menjadi:
a) Tempat Sentral Berhierarki Tiga
Tempat sentral berhierarki tiga adalah pusat pelayanan yang berupa pasar yang selalu menyediakan barang-barang bagi kawasandi sekitarnya (kasus pasar yang optimum atau asas pemasaran).
k = 3
k = 6 (1/3) + 1
(k = 3) diperoleh dari penjumlahan kawasan tempat yang sentral (1) dengan satu pertiga (1/3) bagian kawasan yang ada di sekelilingnya yang jumlahnya ada enam (6). Untuk membangun lokasi pasar ataupun fasilitas umum lainnya, sekurang-kurangnya harus di kawasan yang diperkirakan dapat berpengaruh terhadap 1/3 penduduk dari keenam kawasan yang ada di sekitarnya. Sebagai penunjangnya, maka dalam pembangunan lokasi tersebut perlu memperhatikan hal-hal berikut ini, yaitu:
• jalan beserta sarana angkutannya
• tempat parkir
• barang yang dijualbelikan.
b) Tempat Sentral Berhierarki Empat
Tempat sentral berhierarki empat merupakan pusat sentral yang memberikan kemungkinan rute lalu lintas yang paling efisien situasi lalu lintas yang (k = 4) diperoleh dari penjumlahan kawasan tempat sentral (1) dengan setengah (½) bagian kawasan yang ada di sekitarnya, yang berjumlah enam (6).
k = 4
k = 6 (½) + 1
Penempatan lokasi terminal kendaraan sekurang-kurangnya harus memiliki kawasan pengaruh setengah dari enam kawasan tetangganya. Dengan demikian, terminal harus berada pada tempat yang mudah dijangkau oleh para pemakai jasa angkutan yang secara sentral memiliki radius relatif sama ke segala arah.
c) Tempat Sentral Berhierarki Tujuh
Tempat sentral berhierarki tujuh dinamakan juga situasi administratif yang optimum atau asas administratif, yaitu tempat sentral yang memengaruhi seluruh bagian wilayah tetangganya. Situasi administratif yang dimaksud dapat berupa kota pusat pemerintahan.
k = 7 = 6 (1) + 1
(k = 7) diperoleh dari penjumlahan kawasan tempat sentral (1) dengan satu (1) bagian kawasan sekitarnya, yang berjumlah enam (6). Tempat yang sentral dari pusat kegiatan administratif pemerintahan pada hierarki tujuh (k = 7) merupakan kawasan yang luas jangkauannya. Kawasan tersebut harus mampu menjangkau dan dijangkau kawasan yang berada di bawah kekuasaannya. Lokasinya berada di wilayah yang mempunyai jarak relatif sama dari semua arah. Berada pada rute kendaraan umum yang terjangkau semua arah. Dengan begitu, diharapkan tidak menimbulkan kecemburuan sosial pada masyarakatnya.
Sumber Referensi Penulis
Bintarto, R dan Hadisumarno, Surastopo. 1982. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES
Citra Ikonos Google Earth Tahun 2010 Wilayah Surakarta dan Sekitarnya
Hadi, Partoso. 2010. Modul PLPG IPS 2010 (Revisi 7 Juli). Surakarta. Prodi Geografi FKIP UNS.
Fitriansyah, Sukma Agung. 2009. Studi Tentang Pola Tanam Sayur-Sayuran Di Kecamatan Tawangamangu Kabupaten Karanganyar. Skripsi. P.Geografi FKIP UNS. Tidak diterbitkan
Sabari, Hadi. 1991. Konsepsi Wilayah dan Prinsip Pewilayahan. Yogyakarta: PT. Hardana Ekacita Tunggal
Setyarso, Budi. 2009. Studi Reaksi Manusia Terhadap Bahaya Banjir Kota Surakarta. Skripsi. P.Geografi FKIP UNS. Tidak diterbitkan.
Taringan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah (edisi revisi). Jakarta: PT. Bumi Aksara.
http://smartgeografi.blogspot.com
http://geo-media.blogspot.com
http://tulisanachie.blogspot.com
https://www.scribd.com
Regionalisasi (Perwilayahan)
Regionalisasi berarti membagi wilayah-wilayah tertentu di permukaan bumi untuk keadaan tujuan tertentu. Untuk menentukan regionalisasi wilayah harus diperhatikan fisik yang meliputi iklim, morfologi, sumber daya alam, dan keadaan sosial budaya yang meliputi penduduk dan budayanya.
Pewilayahan adalah usaha membagi permukaan bumi dengan tujuan tertentu. Pembagian wilayah dapat mendasarkan pada kriteria tertentu, seperti: administratif, politis, ekonomis, sosial, kultural, fisis, geografis dan lainnya.
Kaitan konsep Wilayah dan Perwilayahan
Kaitan konsep Wilayah dan Perwilayahan
Kaitan konsep wilayah dan perwilayahan dengan perencanaan pembangunan (Pusat Pertumbuhan) Pusat pertumbuhan (growth center) erat kaitanya dengan konsep keruangan budaya. Yang mengalami pengembangan/pembangunan wilayah secara fisik maupun social
Pertumbuhan wilayah di permukaan Bumi tidak tumbuh bersama-sama secara terarur,tetapi sengaja atau tidak sengaja, ada bagian yang tumbuh dan maju berkembang lebih cepat dibanding dengan bagian lain.
Perwilayahan di Indonesia erat hubungannya dengan pemerataan pembangunan dan mendasarkan pembagian sumber daya lokal, sehingga prioritas pembangunan dapat dirancang dan dikelola sebaik-baiknya. Pewilayahan untuk perencanaan pengembangan wilayah di Indonesia mempunyai tujuan, sebagai berikut:
1. Penyebaran pembangunan, untuk menghindari pemusatan kegiatan pembangunan di daerah tertentu.
Pertumbuhan wilayah di permukaan Bumi tidak tumbuh bersama-sama secara terarur,tetapi sengaja atau tidak sengaja, ada bagian yang tumbuh dan maju berkembang lebih cepat dibanding dengan bagian lain.
Perwilayahan di Indonesia erat hubungannya dengan pemerataan pembangunan dan mendasarkan pembagian sumber daya lokal, sehingga prioritas pembangunan dapat dirancang dan dikelola sebaik-baiknya. Pewilayahan untuk perencanaan pengembangan wilayah di Indonesia mempunyai tujuan, sebagai berikut:
1. Penyebaran pembangunan, untuk menghindari pemusatan kegiatan pembangunan di daerah tertentu.
2. Menjamin keserasian dan koordinasi antar berbagai kegiatan pembangunan di setiap daerah.
3. Memberikan pengarahan kegiatan pembangunan untuk pemerintah, swasta maupun masyarakat umum (Hairy Hadi, 1974).
Negara Republik Indonesia sebagai Negara kepulauan yang terdiri dari 13.667 pulau dengan 5 pulau besar, berbatasan dengan laut Andawan, China Selatan, Malaysia, Philipina dan Samudra Pasifik, samudra hindia dan Australia.
Negara Republik Indonesia sebagai Negara kepulauan yang terdiri dari 13.667 pulau dengan 5 pulau besar, berbatasan dengan laut Andawan, China Selatan, Malaysia, Philipina dan Samudra Pasifik, samudra hindia dan Australia.
Perkembangan pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia banyak bertumpu pada sektor industri. Sebelumnya, sektor minyak dan gas menjadi tumpuan bagi pertumbuhan wilayah. Tetapi usaha tersebut tidak bias dilakukan lagi karena cadangan minyak sudah habis. Untuk itu di perlukan usaha pengembangan wilayah untuk Indonesia di masa depan.
Usaha pengembangan wilayah di Indonesia
1. Sistem ekonomi Indonesia
Usaha pengembangan wilayah di Indonesia
1. Sistem ekonomi Indonesia
Menganut sistem ekonomi terbuka yang dinamakan sistem ekonomi Pancasila. Landasan idiil dari sistem ekonomi Pancasila adalah Pancasila dan UUD 1945.
2. KAPET Indonesia
2. KAPET Indonesia
Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) ditujukan untuk memacu pertumbuhan ekonomi di beberapa wilayah di Indonesia, khususnya di kawasan timur Indonesia. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) merupakan wilayah geografis dengan batas-batas tertentu yang memenuhi persyaratan sebagai berikut.
Keberadaan negara Kepulauan Indonesia dengan wilayah laut dan teritorial berada dalam satu konsep Wawasan Nusantara yang dicetuskan dalam ”Deklarasi Djoeanda” pada tanggal 13 Desember 1957. Konsep ini mengintegrasikan kesatuan wilayah laut dan daratan berupa pulau-pulau sebagai satu kesatuan kewilayahan beserta sistem ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, serta pertahanan dan keamanan (Ipoleksosbud–hankam).
Kepulauan Indonesia yang membentang ke utara dengan pusatnya di Pulau Jawa membentuk gambaran kipas. Secara entitas (wujud), wilayah negara Kepulauan Nusantara yang berbentuk kipas itu dapat dikatakan sebagai Kipas Nusantara.
Dengan memerhatikan potensi geografi, demografi, dan kekayaan alam di setiap pulau atau kepulauan maupun kawasan yang berada dalam Kipas Nusantara, dapat ditarik garis-garis lurus yang menghubungkan potensi-potensi sebagai jari-jari tulang kipas. Garisgaris ini ditarik dari titik pusat di Jawa ke titik-titik ujung wilayah Nusantara yang potensial.
Kepulauan Indonesia dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu Sunda Besar dan Sunda Kecil. Yang termasuk Sunda Besar adalah Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua yang membentang di belahan utara Indonesia. Sedangkan Sunda Kecil membentang di belahan selatan Indonesia, terdiri atas Pulau Jawa, Madura, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, dan Timor. Apabila dicermati, Kepulauan Indonesia yang membentang ke utara dengan pusatnya di Pulau Jawa membentuk gambaran kipas. Secara entitas (wujud), wilayah negara Kepulauan Nusantara yang berbentuk kipas itu dapat dikatakan sebagai Kipas Nusantara
4. Ekonomi kepulauan Indonesia
Konsep ini didasarkan pada keunggulan kompetitif dan komparat darikeanekaragaman komoditas yang ada di setiap pulau atau kepulauan yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara.
Kekayaan alam dan budaya wilayah Kepulauan Indonesia tidak ada artinya apabila sumber daya manusianya masih rendah. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu dilakukan melalui pendidikan, cara berpikir dan kesadaran baru, serta upaya mewujudkan perubahan melalui berbagai bidang kehidupan.
Agar tidak terjadi kesenjangan antara titik-titik pusat pengembangan dengan daerah di belakangnya, maka perlu diciptakan keterkaitan produksi, keterkaitan pemasaran, dan keterkaitan transportasi. Keterkaitan produksi terjadi karena setiap produksi memerlukan bahan baku yang idealnya dipasok oleh daerah di belakangnya untuk produksi di pusat pertumbuhan.
Selain aspek sosial, aspek fisik juga mempengaruhi dalam pengembangan wilayah di Indonesia. Adapun aspek fisik tersebut meliputi tanah mulai dari jenis tanah, asal tanah, kesuburan tanah dan topografinya. Perairan meliputi perairan laut, perairan darat (sungai, waduk, danau dan air tanah) dan iklim.
- Memiliki potensi untuk cepat tumbuh.
- Mempunyai sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya.
- Memiliki potensi pengembalian investasi yang besar.
Beberapa daerah telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai lokasi KAPET. Daerah-daerah tersebut, yaitu kawasan timur Indonesia, meliputi Manado-Bitung (Sulawesi Utara); Batui (Sulawesi Tengah); Pare-Pare (Sulawesi Selatan); Bukari (Sulawesi Tenggara); Bima (Nusa Tenggara Barat); Seram (Maluku); Mbay (Nusa Tenggara Timur); dan Biak (Papua), serta kawasan tengah Indonesia meliputi Sanggau (Kalimantan Barat); Das-Kakab (Kalimantan Tengah); Batulicin (Kalimantan Selatan); Sasamba (Kalimantan Timur). Adapun kawasan barat dipusatkan di daerah Sabang (Nanggroe Aceh Darussalam).3. Strategi pembangunan ekonomi kipas nasional
Keberadaan negara Kepulauan Indonesia dengan wilayah laut dan teritorial berada dalam satu konsep Wawasan Nusantara yang dicetuskan dalam ”Deklarasi Djoeanda” pada tanggal 13 Desember 1957. Konsep ini mengintegrasikan kesatuan wilayah laut dan daratan berupa pulau-pulau sebagai satu kesatuan kewilayahan beserta sistem ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, serta pertahanan dan keamanan (Ipoleksosbud–hankam).
Kepulauan Indonesia yang membentang ke utara dengan pusatnya di Pulau Jawa membentuk gambaran kipas. Secara entitas (wujud), wilayah negara Kepulauan Nusantara yang berbentuk kipas itu dapat dikatakan sebagai Kipas Nusantara.
Dengan memerhatikan potensi geografi, demografi, dan kekayaan alam di setiap pulau atau kepulauan maupun kawasan yang berada dalam Kipas Nusantara, dapat ditarik garis-garis lurus yang menghubungkan potensi-potensi sebagai jari-jari tulang kipas. Garisgaris ini ditarik dari titik pusat di Jawa ke titik-titik ujung wilayah Nusantara yang potensial.
Kepulauan Indonesia dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu Sunda Besar dan Sunda Kecil. Yang termasuk Sunda Besar adalah Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua yang membentang di belahan utara Indonesia. Sedangkan Sunda Kecil membentang di belahan selatan Indonesia, terdiri atas Pulau Jawa, Madura, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, dan Timor. Apabila dicermati, Kepulauan Indonesia yang membentang ke utara dengan pusatnya di Pulau Jawa membentuk gambaran kipas. Secara entitas (wujud), wilayah negara Kepulauan Nusantara yang berbentuk kipas itu dapat dikatakan sebagai Kipas Nusantara
4. Ekonomi kepulauan Indonesia
Konsep ini didasarkan pada keunggulan kompetitif dan komparat darikeanekaragaman komoditas yang ada di setiap pulau atau kepulauan yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara.
Kekayaan alam dan budaya wilayah Kepulauan Indonesia tidak ada artinya apabila sumber daya manusianya masih rendah. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu dilakukan melalui pendidikan, cara berpikir dan kesadaran baru, serta upaya mewujudkan perubahan melalui berbagai bidang kehidupan.
Agar tidak terjadi kesenjangan antara titik-titik pusat pengembangan dengan daerah di belakangnya, maka perlu diciptakan keterkaitan produksi, keterkaitan pemasaran, dan keterkaitan transportasi. Keterkaitan produksi terjadi karena setiap produksi memerlukan bahan baku yang idealnya dipasok oleh daerah di belakangnya untuk produksi di pusat pertumbuhan.
Selain aspek sosial, aspek fisik juga mempengaruhi dalam pengembangan wilayah di Indonesia. Adapun aspek fisik tersebut meliputi tanah mulai dari jenis tanah, asal tanah, kesuburan tanah dan topografinya. Perairan meliputi perairan laut, perairan darat (sungai, waduk, danau dan air tanah) dan iklim.
Usaha pengembangan wilayah Indonesia dari segi : Sistem ekonomi , Kawasan KAPET, Pembangunan ekonomi kipas nasional, dan ekonomi kepulauan IndonesiaKlasifikasi Wilayah
Wilayah dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu;
1. Wilayah Homogen
Wilayah homogen adalah wilayah yang mempunyai sifat atau ciri-ciri yang relatif sama. Sifat atau ciri-ciri yang sama ini misalnya daerah dengan stuktur produksi dan konsumsi yang homogen, daerah dengan tingkat pendapatan rendah/miskin, daerah dengan mata pencaharian penduduknya relatif sama), wilayah yang mempunyai topografi atau iklim yang sama), agama, dan suku yang sama menunjukkan bahwa wilayah homogen di batasi berdasarkan keseragamamnya secara internal (internal uniformity). Contoh wilayah homogen adalah pantai utara Jawa barat (mulai dari indramayu,subang dan karawang).
2. Wilayah Nodal
Wilayah nodal (nodal region) adalah wilayah yang secara fungsional mempunyai ketergantungan antara pusat (inti) dan daerah belakangnya (interland). Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari penduduk, faktor produksi, barang dan jasa, ataupun komunikasi dan transportasi. Pengertian wilayah nodal yang ideal untuk digunakan dalam analisis ekonomi wilayah, mendefinisikan bahwa wilayah tersebut sebagai ekonomi ruang yang di kuasai oleh beberapa pusat kegiatan ekonomi
Wilayah homogen dan wilayah nodal memainkan peranan yang berbeda di dalam organisasi tata ruang masyrakat. Perbedaan ini dapat terlihat pada arus perdagangan. Dasar yang di gunakan wilayah homogen adalah out put yang dapat diekspor bersama dimana seluruh wilayah merupakan suatu daerah surplus out put tertentu. Hal ini mengakibatkan bahwa di berbagai tempat di wilayah tersebut kemungkinan kecil akan mengadakan perdagangan secara luas. Sebaliknya, dalam wilayah nodal pertukaran barang dan jasa secara intern dalam wilayah tersebut merupakan suatu hal yang harus ada. Biasanya daerah belakang akan menjual barang-barang mentah (raw material) dan jasa tenaga kerja pada daerah inti, sedangkan daerah inti akan menjual ke daerah belakang dalam bentuk barang jadi.
3. Wilayah Administratif
Wilayah Administratif adalah wilayah yang batas di tentukan berdasarkan kepentingan administrasi pemerintahan atau politik, seperti: propinsi, kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan, dan RT/RW. Penggunaan wilayah administratif lebih sering digunakan disebabkan oleh dua faktor, yaitu:
• Dalam kebijaksanaan dan rencana pembangunan wilayah di perlukan tindakan dari berbagai badan pemerintahan. Dengan demikian,lebih praktis apabila pembangunan wilayah di dasarkan pada suatu wilayah administrasiyang telah ada.
• Wilayah yang batasnya di tentukan berdasarkan atas suatu administrasi pemerintah lebih mudah di analisis, karena sejak lama pengumpulan data di berbagai wilayah berdasarkan pada wilayah administrasi.
4. Wilayah Perencanaan
Wilayah perencanan (planning region atau programming region) merupakan wilayah yang memperlihatkan kesatuan keputusan-keputusan ekonomi. Wilayah perencanaan dapat dilihat sebagai wilayah yang cukup besar untuk memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan penting dalam penyebaran penduduk dan kesempatan kerj. Namun kecil kemungkinannya persoalan-persoalan perencanaannya dapat dipandang sebagai satu kesatuan. Wilayah perencanaan bukan hanya dari aspek fisik dan ekonomi, tetapi juga dari aspek ekologis. Misalnya dalam kaitannya dengan pengelolaan daerah aliran sugai (DAS). Pengelolaan daerah aliran sungai harus direncanakan dan dikelola mulai dari hulu sampai hilir.Contoh wilayah perencanaan, dari aspek ekologis suatu DAS.
Klasifikasi Wilayah ada 4 yakni Homogen, Nodal, Administratif, dan Perencanaan.Pusat Pertumbuhan
Pusat pertumbuhan merupakan wilayah atau kawasan yang pertumbuhannya sangat pesat, sehingga dijadikan sebagai pusat pembangunan yang dapat memengaruhi kawasan di sekitarnya. Pusat pertumbuhan ini biasanya terdapat pada pusat kota maupun ibukota. Dengan adanya pusat pertumbuhan, diharapkan kawasan di sekitarnya ikut terpengaruh untuk maju. Beberapa contoh kawasan pusat pertumbuhan, antara lain kota Jakarta – Bogor – Tangerang – Bekasi atau Jabotabek, pusat industri Batam, seg.tiga pertumbuhan Singapura – Johor – Riau atau segitiga SIJORI, dan sebagainya.
1. Konsep-konsep Pusat Pertumbuhan
Water Christaller (dalam Nurmala Dewi, 1997), seorang ahli geografi berkebangsaan Jerman, mengatakan bahwa sebagai kawasan yang berpengaruh luas terhadap wilayah-wilayah di sekitarnya, pusat pertumbuhan dapat dicitrakan dengan titik-titik simpul yang berbentuk geometris heksagonal (segi enam). Wilayah segi enam itu merupakan wilayah-wilayah yang penduduknya terlayani oleh tempat sentral yang bersangkutan. Tempat-tempat sentral yang dimaksud dapat berupa pusat perbelanjaan, kota, atau pusat kegiatan lainnya, sehingga wilayah atau tempat-tempat lain di sekitarnya akan tertarik. Misalnya, ibukota provinsi dapat menarik beberapa kota atau ibukota kabupaten, ibukota kabupaten menarik beberapa kecamatan, dan seterusnya.
Ditinjau dari luas kawasan pengaruhnya, hierarki sentral dapat dibedakan menjadi:
a) Tempat Sentral Berhierarki Tiga
Tempat sentral berhierarki tiga adalah pusat pelayanan yang berupa pasar yang selalu menyediakan barang-barang bagi kawasandi sekitarnya (kasus pasar yang optimum atau asas pemasaran).
k = 3
k = 6 (1/3) + 1
(k = 3) diperoleh dari penjumlahan kawasan tempat yang sentral (1) dengan satu pertiga (1/3) bagian kawasan yang ada di sekelilingnya yang jumlahnya ada enam (6). Untuk membangun lokasi pasar ataupun fasilitas umum lainnya, sekurang-kurangnya harus di kawasan yang diperkirakan dapat berpengaruh terhadap 1/3 penduduk dari keenam kawasan yang ada di sekitarnya. Sebagai penunjangnya, maka dalam pembangunan lokasi tersebut perlu memperhatikan hal-hal berikut ini, yaitu:
• jalan beserta sarana angkutannya
• tempat parkir
• barang yang dijualbelikan.
b) Tempat Sentral Berhierarki Empat
Tempat sentral berhierarki empat merupakan pusat sentral yang memberikan kemungkinan rute lalu lintas yang paling efisien situasi lalu lintas yang (k = 4) diperoleh dari penjumlahan kawasan tempat sentral (1) dengan setengah (½) bagian kawasan yang ada di sekitarnya, yang berjumlah enam (6).
k = 4
k = 6 (½) + 1
Penempatan lokasi terminal kendaraan sekurang-kurangnya harus memiliki kawasan pengaruh setengah dari enam kawasan tetangganya. Dengan demikian, terminal harus berada pada tempat yang mudah dijangkau oleh para pemakai jasa angkutan yang secara sentral memiliki radius relatif sama ke segala arah.
c) Tempat Sentral Berhierarki Tujuh
Tempat sentral berhierarki tujuh dinamakan juga situasi administratif yang optimum atau asas administratif, yaitu tempat sentral yang memengaruhi seluruh bagian wilayah tetangganya. Situasi administratif yang dimaksud dapat berupa kota pusat pemerintahan.
k = 7 = 6 (1) + 1
(k = 7) diperoleh dari penjumlahan kawasan tempat sentral (1) dengan satu (1) bagian kawasan sekitarnya, yang berjumlah enam (6). Tempat yang sentral dari pusat kegiatan administratif pemerintahan pada hierarki tujuh (k = 7) merupakan kawasan yang luas jangkauannya. Kawasan tersebut harus mampu menjangkau dan dijangkau kawasan yang berada di bawah kekuasaannya. Lokasinya berada di wilayah yang mempunyai jarak relatif sama dari semua arah. Berada pada rute kendaraan umum yang terjangkau semua arah. Dengan begitu, diharapkan tidak menimbulkan kecemburuan sosial pada masyarakatnya.
Ditinjau dari luas kawasan pengaruhnya, hierarki sentral dibagi tiga : Tempat sentral Berhierarki tiga, Berhierarki empat dan Berhierarki tujuh.
Sumber Referensi Penulis
Bintarto, R dan Hadisumarno, Surastopo. 1982. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES
Citra Ikonos Google Earth Tahun 2010 Wilayah Surakarta dan Sekitarnya
Hadi, Partoso. 2010. Modul PLPG IPS 2010 (Revisi 7 Juli). Surakarta. Prodi Geografi FKIP UNS.
Fitriansyah, Sukma Agung. 2009. Studi Tentang Pola Tanam Sayur-Sayuran Di Kecamatan Tawangamangu Kabupaten Karanganyar. Skripsi. P.Geografi FKIP UNS. Tidak diterbitkan
Sabari, Hadi. 1991. Konsepsi Wilayah dan Prinsip Pewilayahan. Yogyakarta: PT. Hardana Ekacita Tunggal
Setyarso, Budi. 2009. Studi Reaksi Manusia Terhadap Bahaya Banjir Kota Surakarta. Skripsi. P.Geografi FKIP UNS. Tidak diterbitkan.
Taringan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah (edisi revisi). Jakarta: PT. Bumi Aksara.
http://smartgeografi.blogspot.com
http://geo-media.blogspot.com
http://tulisanachie.blogspot.com
https://www.scribd.com
Komentar