Langsung ke konten utama

Dampak Positif PPDB Sistem Zonasi Sesuai Konsep Geografi

A. Sekilas Tentang PPDB
Pemerintah lewat Kemendikbud mengeluarkan sebuah peraturan baru Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi. PPDB sistem zonasi artinya penerimaan peserta didik yang disesuaikan dengan zona/wilayah yang telah ditetapkan, dengan mengharuskan calon peserta didik bersekolah di sekolah yang jaraknya (radius) terdekat dari tempat tinggal/domisilinya. Jarak tersebut diukur antara kantor desa/kelurahan domisili menuju sekolah.

Tujuan PPDB sebenarnya sangat positif dalam memeratakan/menyamakan kualitas sekolah-sekolah terutama di kota. 

Kementerian yang dipimpin oleh bapak Prof. Dr. Muhadjir Effendy M.A.P. ini, pasti tidak sembarangan memberlakukan sistem zonasi kalau belum memetakan kondisi pendidikan kita. Artinya pasti sudah dikaji lebih dulu alasan dan dampak-dampak negatif yang ditimbulkannya.

Selain masalah pemerataan, permasalahan kecurangan dalam hal penerimaan peserta didik baru (titipan) tidak akan terjadi lagi sehingga semua calon peserta didik tidak kuatir lagi kalah bersaing untuk memperebutkan satu kursi di suatu sekolah idaman atau sering disebut sekolah favorit. Bukan tak mungkin ada peserta didik dari kalangan pejabat atau orang-orang ternama yang masuk ke suatu sekolah yang menjadi favorit, padahal belum tentu layak diterima masuk di sekolah itu.

Jadi dengan diberlakukannya sistem zonasi, maka setiap calon peserta didik baru berhak diterima di suatu instansi sekolah, yang penting jarak/radius tempat tinggalnya sesuai dengan zona yang telah ditentukan. Artinya tidak ada lagi perbedaan antara sekolah yang satu dengan yang lain dari segi popularitas (label favorit).

Dampak Positif Sistem Zonasi
Adapun dampak positif sistem zonasi dalam PPDB menurut penulis sebagai berikut.

1. Pemerataan kualitas sekolah
Dengan berlakunya sistem zonasi ini tidak ada lagi sekolah-sekolah yang diberi label sekolah favorit, dan non favorit sehingga semua sekolah dianggap sama kualitasnya. Jadi orang-orang dari wilayah di luar zona sekolah termasuk orang-orang titipan tadi, tidak perlu berebutan/bersaing masuk ke sekolah yang berlabel favorit.

Perbedaan kualitas guru dan sarana/prasarana sekolah memang menjadi faktor pembeda kemajuan suatu sekolah sehingga tidak jarang hal itu dijadikan referensi calon peserta didik baru dan orang tua dalam memilih sekolah. 

Jadi dalam hal ini pemerintah pasti akan melakukan pemerataan kualitas guru di setiap sekolah sehingga guru yang kualitasnya baik tidak menumpuk pada sekolah yang sebelumnya berlabel favorit, tetapi di setiap sekolah kualitas gurunya disamakan. 

Demikian halnya sarana dan prasarana sekolah, akan disamakan atau diseimbangkan karena hal tersebut akan mempengaruhi kemajuan sekolah.

Sisi positif pertama : tidak ada lagi sekolah-sekolah yang diberi label sekolah favorit dan non favorit sehingga semua sekolah dianggap sama kualitasnya.

2. Memacu sekolah Nonfavorit menjadi lebih baik
Sebelum adanya sistem zonasi, pasti sebagian besar calon peserta didik baru yang pintar akan sekolah di sekolah favorit, sehingga sekolah-sekolah lain dianggap sekolah yang kualitasnya di bawah sekolah favorit karena mungkin saja peserta didiknya adalah bekas orang-orang yang kalah bersaing dari sekolah favorit. Walaupun memang belum tentu demikian, tapi label non favorit tadi sudah melekat pada sekolah yang tidak terlalu “disukai” calon peserta didik. Jadi, sekolah non favorit terkesan dinomor duakan.

Nah dengan adanya sistem zonasi ini, maka sekolah-sekolah yang dulunya berlabel non favorit, akan semakin berkembang karena peserta didiknya terdiri dari beragam kemampuan, bukan lagi dilabeli anak eks gagal sekolah favorit sehingga peserta didik dan guru akan semakin terpacu memajukan sekolahnya.

Sisi positif kedua : sekolah-sekolah yang dulunya berlabel non favorit, akan semakin berkembang karena peserta didiknya terdiri dari beragam kemampuan

3. Keuntungan Dari Segi Konsep Jarak Geografi
Jarak menjadi faktor yang tak kalah penting diberlakukannya sistem zonasi. Kajian Geografi dapat menjadi pertimbangan dalam hal penghematan biaya, penghematan waktu dan kenyamanan. Bayangkan seorang peserta didik rela jauh-jauh sekolah di sebuah sekolah yang berlabel favorit sementara di samping rumahnya ada sekolah yang sudah terlanjur dilabeli non favorit. Padahal sekolah yang jauh akan menambah biaya perjalanan, belum lagi kemacetan, kena hujan, kena polusi, kelelahan di jalan dan lain sebagainya. Jadi sungguh sangat merugikan baik dari segi materil dan moril.

Sisi positif ketiga dari segi geografi yaitu penghematan biaya, penghematan waktu dan kenyamanan

Memang setiap orang berlomba-lomba mencari yang terbaik, akan tetapi sistem memberi label-label favorit dan non favorit yang sudah menjadi tradisi ini ini perlu diperbaiki.

Kemendikbud telah berupaya memperbaiki kualitas setiap sekolah dengan perlahan melalui pemerataan guru dan sarana/prasarana sekolah sehingga budaya memilih sekolah yang jauh karena kulaitasnya lebih baik akan hilang sendirinya karena dengan sistem zonasi setiap sekolah akan dianggap setara level kualitasnya.

Keluhan Penerapan Sistem Zonasi PPDB
Di berita, banyak calon peserta didik merasa sia-sia belajar keras untuk dapat bersaing masuk ke sekolah favorit, karena terganjal sistem zonasi. Sebenarnya hal itu bukanlah sia-sia karena ibaratnya seperti permata, walaupun dicampakkan ke dalam lumpur tetaplah permata yang indah. Artinya bukan harus bersekolah di sekolah yang favorit membuat kita semakin sukses, tapi di sekolah manapun disekolahkan, apabila memang niat dan rajin belajar pasti akan sukses. Dan dengan diterapkannya sistem zonasi menjadi motivasi buat para peserta didik memajukan sekolahnya karena statusnya sekarang semua sekolah sama.

Pemerintah memang masih mengkaji penerapan sistem zonasi ini, tapi melihat keluhan masyarakat, kemungkinan besar mereka cuma kurang informasi sejak dini dan kurang paham bagaimana penerapan sistem zonasi sehingga mereka terkejut sistem zonasi seakan mengganjal calon peserta didik masuk ke sekolah favoritnya. Sistem zonasi seakan-akan membatasi hak masyarakat untuk mengecap pendidikan, padahal maksud dan tujuan sangat jelas untuk kepentingan bersama.

Jadi kesimpulannya, Kemendikbud sangat bijak dalam menerapkan program PPDB ini demi kemajuan pendidikan di Indonesia khususnya di perkotaan. 

Dampak positifnya yaitu pemerataan kualitas sekolah, memacu sekolah nonfavorit menjadi lebih baik dan keuntungan dari segi konsep jarak geografi.

Harapan kita, semoga Kemendikbud mengkaji lebih baik dan program ini layak diterapkan demi pemerataan pendidikan kita. Salam mariadilmu.

Tulisan ini terinspirasi ketika penulis mendengar berita (sambil ngopi) dari sebuah berita RRI dimana seorang calon peserta didik menangis tersedu-sedu karena tidak diterima di sebuah sekolah favorit padahal nilainya bagus dan dia sudah belajar agar dapat bersaing untuk tes di sekolah idamannya.

Salam situs adil berilmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menentukan Letak Astronomis suatu Wilayah pada Peta

Letak atau Lokasi suatu wilayah berdasarkan lintang dan bujur disebut dengan letak astronomis. Garis Lintang 0 0 disebut dengan garis Khatulistiwa (equator) yang membagi bumi menjadi bagian utara yang disebut dengan Lintang Utara (LU) dan bagian selatan yang disebut dengan Lintang Selatan (LS). Garis lintang menjadi dasar pembagian iklim yang didasarkan pada sudut datang matahari, sedangkan garis bujur 0 0 yang berada di kota Greenwich membagi belahan bumi menjadi belahan bumi Barat yang dikenal dengan Bujur Barat (BB) dan belahan bumi Timur yang dikenal dengan Bujur Timur (BT). Garis bujur 0 0 yang dipergunakan sebagai dasar pembagian waktu di berbagai wilayah (negara). Garis lintang dan bujur merupakan garis khayal artinya kita tidak menjumpai garis ini secara nyata di bumi. Garis Lintang kenampakannya horizontal, sedangkan Garis Bujur kenampakannya vertikal pada peta atau globe. Berdasarkan konsep Geografi, letak/lokasi terbagi dua yaitu letak absolut dan letak relat...

Menentukan Perbedaan Waktu antar Wilayah di Muka Bumi

Salam Geografi!! Saudara sekalian pasti pernah menonton siaran bola liga Inggris, Liga Spanyol atau Liga Eropa lainnya pada saat malam atau dini hari bukan?. Nah kalau kita bayangkan mengapa mereka main bola saat malam larut atau disaat kita di Indonesia sudah tertidur. Tentunya sebagai orang yang telah mempelajari geografi, tidak akan merasa heran lagi atau sudah memahami mengapa demikian. Bagi orang awam mungkin saja mereka berpikiran kalau memang pertandingan itu memang dilaksanakan pada jam saat menonton di Indonesia, padahal mereka itu main bola pada saat sore hari atau bukan larut malam. Dasar teorinya adalah Eropa berada pada belahan bumi Barat, sedangkan Indonesia berada pada belahan bumi Timur. Sehingga kalau di Indonesia malam hari, kemungkinan di Eropa Siang hari, demikian sebaliknya. Pada Postingan sebelumnya yaitu "menentukan letak astronomis suatu wilayah pada peta", telah disinggung mengenai garis lintang dan bujur.  Garis bujur menjadi dasar pembe...

Mengubah Skala Garis Menjadi Skala Angka

Topik tentang skala merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sebuah peta. Gambaran permukaan bumi yang relatif luas dapat digambarkan di sebidang kertas karena diperkecil dengan menggunakan skala tertentu, tergantung berapa kali luas yang sebenarnya diperkecil dan seberapa besar peta yang akan digambar. Semakin kecil peta yang akan digambarkan maka skalanya akan semakin besar, demikian sebaliknya. Misalnya sebuah peta X yang akan diperkecil 4x skala nya akan lebih besar dibandingkan peta yang diperkecil 2x. Skala adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya/sesungguhnya di lapangan. Jadi dapat dirumuskan sebagai berikut : Untuk mencari jarak sebenarnya (JS) jika diketahui jarak pada peta (JP) dan skala (SK) adalah jarak pada peta dikali dengan penyebut skala. JS = JP x SK sedangkan mencari jarak pada peta (JP)  jika diketahui jarak sebenarnya(JS) dan skala (SK) adalah jarak sebenarnya dibagi penyebut skala. JP = JS/SK Skala yang sering dijumpai pada pe...