SEBARAN BARANG TAMBANG
A. Pengertian Barang Tambang
Barang Tambang adalah Sumber Daya Alam yang berasal dari dalam perut bumi yang sifatnya tidak bisa diperbaharui. Atau dengan kata lain Segala sesuatu yang keluar dari bumi yang tercipta dari perut bumi dari sesuatu yang lain dan memiliki nilai.Indonesia kaya akan sumber daya alam terutama dari hasil pertambangannya. Pengertian Pertambangan pada dasarnya adalah usaha Pemanfaatan sumber daya alam berupa barang-barang galian yang terkandung di dalam dan dipermukaan bumi.
Berdasarkan UU No. 11 tahun 1976 tentang pertambangan di Indonesia, di jelaskan bahwa barang tambang diklasifikasikan menjadi 3 golongan sbb:
1. Bahan galian golongan A (bahan galian strategis)
Merupakan barang tambang yang sangat penting untuk pertahanan dan keamanan negara serta penting bagi stabilitas ekonomi nasional. Pengelolaanya dilakukan pemerintah atau kerja sama dengan pihak swasta , dalam maupun luar negeri. Contoh barang tambang golongan A adalah minyak bumi dan gas.
2. Bahan galian golongan B ( bahan galian vital )
Merupakan barang tambang yang bisa memenuhi hajat hidup orang banyak. Pengelolaan jenis barang tambang ini di lakukan oleh masyarakat mauun pihak pihak swasta yang diberikan ijin oleh pemerintah. Contoh barang tambang galian B diantaranya adalah emas , perak, dan tembaga.
3. Bahan galian golongan C( bahan galian industri )
Merupakan barang tambang untuk industri atau yang tidak dianggap langsung mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Pengelolaan barang tambang jenis ini dilakukan oleh masyarakat. Contoh barang tambang golongan C diantaranya adalah pasir, batu kapur, asbes, dan marmer.
B. Jenis – Jenis Proses Pembentukan Barang Tambang
1. Proses pembentukan barang tambang Hidrokarbon
Barang tambang hidro karbon berasal dari jasad hewan dan tumbuhan yang mengendap jutaan tahun yang lalu. Barang tambang hidrokarbon disebut juga bahan bakar fosil, yang terdiri dari batu bara, minyak bumi , gas alam. Proses pembentukan batu bara , minyak dan gas bumi akan diuraikan sebagai berikut:
a. Proses Pembentukan Batu Bara
Batubara adalah termasuk salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisa unsur memberikan rumus formula empiris seperti : C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Pembentukan batubara dimulai sejak Carboniferous Period (Periode Pembentukan Karbon atau Batu Bara) – dikenal sebagai zaman batu bara pertama – yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Mutu dari setiap endapan batu bara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu pembentukan, yang disebut sebagai ‘maturitas organik’. Proses awalnya gambut berubah menjadi lignite (batu bara muda) atau ‘brown coal (batu bara coklat)’ – Ini adalah batu bara dengan jenis maturitas organik rendah. Dibandingkan dengan batu bara jenis lainnya, batu bara muda agak lembut dan warnanya bervariasi dari hitam pekat sampai kecoklat-coklatan.
Mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun, batu bara muda mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturitas organiknya dan mengubah batu bara muda menjadi batu bara ‘sub-bitumen’. Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batu bara menjadi lebih keras dan warnanya lebh hitam dan membentuk ‘bitumen’ atau ‘antrasit’. Dalam kondisi yang tepat, penigkatan maturitas organik yang semakin tinggi terus berlangsung hingga membentuk antrasit.
Jenis Tumbuhan Proses Pembentukan Batubara
Hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batubara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
1. Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batubara dari perioda ini.
2. Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batubara dari perioda ini.
3. Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batubara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
4. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batubara Permian seperti di Australia, India dan Afrika.
5. Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batubara disebut dengan istilah pembatubaraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:
a. Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
b. Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.
b. Proses pembentukan minyak bumi
Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak Bumi mempunyai keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.
Minyak dan gas bumi yang berasal dari material organik telah memberikan gambaran umum tentang bagaimana materi organik yang berasal dari tanaman diubah menjadi hidrokarbon. Meskipun proses perubahannya sangat rumit untuk dijelaskan, dan masih banyak hal-hal yang masih kurang dipahami, saat ini diketahui bahwa zat organik yang berasal dari tanaman dan ganggang diawetkan dengan baik apabila berada dalam sedimen halus tanpa kehadiran oksigen. Suhu rendah reaksi kimia dan biologi (disebut diagenesis) yang terjadi selama pengangkutan dan penguburan dini dalam lingkungan pengendapan merubah bahan organik. Sebagian besar senyawa kimia hadir dalam sedimen sebenarnya berasal dari bakteri, dan terbentuk sebagai bahan organik mati yang diubah menjadi jaringan mikroba.
Proses pembentukan minyak bumi terdiri dari tiga tingkat, yaitu:
1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:
- pengumpulan zat organik dalam sedimen
- pengawetan zat organik dalam sedimen
- transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisansedimen terperangkap.
3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen hingga berkumpil menjadi akumulasi komersial.
Proses kimia organik pada umumnya dapat dipecahkan dengan percobaan di laboratorium, namun berbagai faktor geologi mengenai cara terdapatnya minyak bumi serta penyebarannya didalam sedimen harus pula ditinjau. Fakta ini disimpulkan oleh Cox yang kemudian di kenal sebagai pagar Cox diantaranya adalah:
- Minyak bumi selalu terdapat di dalam batuan sedimen dan umumnya pada sedimen marine, fesies sedimen yang utama untuk minyak bumi yang terdapat di sekitar pantai.
- Minyak bumi memeng merupakan campuran kompleks hidrokarbon.
- Temperatur reservior rata-rata 107°C dan minyak bumi masih dapat bertahan sampai 200°C. Diatas temperatur ini forfirin sudah tidak bertahan.
- Minyak bumi selalu terbentuk dalam keadaan reduksi ditandai adanya forfirin dan belerang.
- Minyak bumi dapat tahan pada perubahan tekanan dari 8-10000 psi. Proses transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi peristiwa diatas, diantaranya:
1. Degradasi thermal
Akibat sedimen terkena penimbunan dan pembanaman maka akan timbul perubahan tekanan dan suhu. Perubahan suhu adalah faktor yang sangat penting.
2. Reaksi katalis
Adanya katalis dapat mempercepat proses kimia.
3. Radioaktivasi
Pengaruh pembombanderan asam lemak oleh partikel alpha dapay membentuk hidrokarbon parafin. Ini menunjukan pengaruh radioaktif terhadap zat organik.
4. Aktifitas bakteri.
Bakteri mempunyai potensi besar dalam proses pembentukan hidrokarbon minyak bumi dan memegang peranan dari sejak matinya senyawa organik sampai pada waktu diagnosa, serta menyiapkan kondisi yang memungkinkan terbentuknya minyak bumi.
Barang Tambang adalah Sumber Daya Alam yang berasal dari dalam perut bumi yang sifatnya tidak bisa diperbaharui. Atau dengan kata lain Segala sesuatu yang keluar dari bumi yang tercipta dari perut bumi dari sesuatu yang lain dan memiliki nilai.Indonesia kaya akan sumber daya alam terutama dari hasil pertambangannya. Pengertian Pertambangan pada dasarnya adalah usaha Pemanfaatan sumber daya alam berupa barang-barang galian yang terkandung di dalam dan dipermukaan bumi.
Berdasarkan UU No. 11 tahun 1976 tentang pertambangan di Indonesia, di jelaskan bahwa barang tambang diklasifikasikan menjadi 3 golongan sbb:
1. Bahan galian golongan A (bahan galian strategis)
Merupakan barang tambang yang sangat penting untuk pertahanan dan keamanan negara serta penting bagi stabilitas ekonomi nasional. Pengelolaanya dilakukan pemerintah atau kerja sama dengan pihak swasta , dalam maupun luar negeri. Contoh barang tambang golongan A adalah minyak bumi dan gas.
2. Bahan galian golongan B ( bahan galian vital )
Merupakan barang tambang yang bisa memenuhi hajat hidup orang banyak. Pengelolaan jenis barang tambang ini di lakukan oleh masyarakat mauun pihak pihak swasta yang diberikan ijin oleh pemerintah. Contoh barang tambang galian B diantaranya adalah emas , perak, dan tembaga.
3. Bahan galian golongan C( bahan galian industri )
Merupakan barang tambang untuk industri atau yang tidak dianggap langsung mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Pengelolaan barang tambang jenis ini dilakukan oleh masyarakat. Contoh barang tambang golongan C diantaranya adalah pasir, batu kapur, asbes, dan marmer.
B. Jenis – Jenis Proses Pembentukan Barang Tambang
1. Proses pembentukan barang tambang Hidrokarbon
Barang tambang hidro karbon berasal dari jasad hewan dan tumbuhan yang mengendap jutaan tahun yang lalu. Barang tambang hidrokarbon disebut juga bahan bakar fosil, yang terdiri dari batu bara, minyak bumi , gas alam. Proses pembentukan batu bara , minyak dan gas bumi akan diuraikan sebagai berikut:
a. Proses Pembentukan Batu Bara
Batubara adalah termasuk salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisa unsur memberikan rumus formula empiris seperti : C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Pembentukan batubara dimulai sejak Carboniferous Period (Periode Pembentukan Karbon atau Batu Bara) – dikenal sebagai zaman batu bara pertama – yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Mutu dari setiap endapan batu bara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu pembentukan, yang disebut sebagai ‘maturitas organik’. Proses awalnya gambut berubah menjadi lignite (batu bara muda) atau ‘brown coal (batu bara coklat)’ – Ini adalah batu bara dengan jenis maturitas organik rendah. Dibandingkan dengan batu bara jenis lainnya, batu bara muda agak lembut dan warnanya bervariasi dari hitam pekat sampai kecoklat-coklatan.
Mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun, batu bara muda mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturitas organiknya dan mengubah batu bara muda menjadi batu bara ‘sub-bitumen’. Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batu bara menjadi lebih keras dan warnanya lebh hitam dan membentuk ‘bitumen’ atau ‘antrasit’. Dalam kondisi yang tepat, penigkatan maturitas organik yang semakin tinggi terus berlangsung hingga membentuk antrasit.
Jenis Tumbuhan Proses Pembentukan Batubara
Hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batubara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
1. Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batubara dari perioda ini.
2. Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batubara dari perioda ini.
3. Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batubara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
4. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batubara Permian seperti di Australia, India dan Afrika.
5. Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batubara disebut dengan istilah pembatubaraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:
a. Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
b. Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.
b. Proses pembentukan minyak bumi
Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak Bumi mempunyai keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.
Minyak dan gas bumi yang berasal dari material organik telah memberikan gambaran umum tentang bagaimana materi organik yang berasal dari tanaman diubah menjadi hidrokarbon. Meskipun proses perubahannya sangat rumit untuk dijelaskan, dan masih banyak hal-hal yang masih kurang dipahami, saat ini diketahui bahwa zat organik yang berasal dari tanaman dan ganggang diawetkan dengan baik apabila berada dalam sedimen halus tanpa kehadiran oksigen. Suhu rendah reaksi kimia dan biologi (disebut diagenesis) yang terjadi selama pengangkutan dan penguburan dini dalam lingkungan pengendapan merubah bahan organik. Sebagian besar senyawa kimia hadir dalam sedimen sebenarnya berasal dari bakteri, dan terbentuk sebagai bahan organik mati yang diubah menjadi jaringan mikroba.
Proses pembentukan minyak bumi terdiri dari tiga tingkat, yaitu:
1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:
- pengumpulan zat organik dalam sedimen
- pengawetan zat organik dalam sedimen
- transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisansedimen terperangkap.
3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen hingga berkumpil menjadi akumulasi komersial.
Proses kimia organik pada umumnya dapat dipecahkan dengan percobaan di laboratorium, namun berbagai faktor geologi mengenai cara terdapatnya minyak bumi serta penyebarannya didalam sedimen harus pula ditinjau. Fakta ini disimpulkan oleh Cox yang kemudian di kenal sebagai pagar Cox diantaranya adalah:
- Minyak bumi selalu terdapat di dalam batuan sedimen dan umumnya pada sedimen marine, fesies sedimen yang utama untuk minyak bumi yang terdapat di sekitar pantai.
- Minyak bumi memeng merupakan campuran kompleks hidrokarbon.
- Temperatur reservior rata-rata 107°C dan minyak bumi masih dapat bertahan sampai 200°C. Diatas temperatur ini forfirin sudah tidak bertahan.
- Minyak bumi selalu terbentuk dalam keadaan reduksi ditandai adanya forfirin dan belerang.
- Minyak bumi dapat tahan pada perubahan tekanan dari 8-10000 psi. Proses transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi peristiwa diatas, diantaranya:
1. Degradasi thermal
Akibat sedimen terkena penimbunan dan pembanaman maka akan timbul perubahan tekanan dan suhu. Perubahan suhu adalah faktor yang sangat penting.
2. Reaksi katalis
Adanya katalis dapat mempercepat proses kimia.
3. Radioaktivasi
Pengaruh pembombanderan asam lemak oleh partikel alpha dapay membentuk hidrokarbon parafin. Ini menunjukan pengaruh radioaktif terhadap zat organik.
4. Aktifitas bakteri.
Bakteri mempunyai potensi besar dalam proses pembentukan hidrokarbon minyak bumi dan memegang peranan dari sejak matinya senyawa organik sampai pada waktu diagnosa, serta menyiapkan kondisi yang memungkinkan terbentuknya minyak bumi.
Jenis zat organik yang dijadikan sumber minyak bumi menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa jenis zat organik yang merupakan zat pembentuk utama minyak bumi adalah lipidzat organik dapat terbentuk dalamkehidupan laut ataupun darat dan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: yang berasal dari nabati dan hewani.
c. Proses pembentukan Gas Alam
Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa, adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4). Ia dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan. Komposisi kimia Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang).
Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium. Metana adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global ketika terlepas ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang sumber energi yang berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer bereaksi dengan ozon, memproduksi karbon dioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari metana yang terlepas ke udara relatif hanya berlangsung sesaat. Sumber metana yang berasal dari makhluk hidup kebanyakan berasal dari rayap, ternak (mamalia) dan pertanian (diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100 juta ton per tahun secara berturut-turut).
Proses Pembentukan Gas AlamPembentukan gas alam dapat dibagi menjadi dua jenis yakni proses biologis dan proses thermal.
a. Proses Biologis
Pada proses awal, gas alam terbentuk dari hasil dekomposisi zat organik oleh mikroba anaerobik. Mikroba yang mampu hidup tanpa oksigen dan dapat bertahan pada lingkungan dengan kandungan sulfur yang tinggi. Pembentukan gas alam secara biologis ini biasanya terjadi pada rawa, teluk, dasar danau dan lingkungan air dengan sedikit oksigen. Proses ini mmembentuk gas alam pada kedalaman 760 sampai 4880 meter akan tetapi pada kedalaman dibawah 2900 meter, akan terbentuk wet gas (gas yang mengandung cairan hydrocarbon). Proses jenis ini menempati 20 persen keseluruhan cadangan gas dunia.
b. Proses Thermal
Pada kedalaman 4880 meter, minyak bumi menjadi tidak stabil sehingga produk utama hydrocarbon menjadi gas metan. Gas ini terbentuk dari hasil cracking cairan hydrocarbon yang ada disekitarnya. Proses pembentukan minyak bumi juga terjadi pada kedalaman ini, akan tetapi proses pemecahannya menjadi metan lebih cepat terjadi.
2. Proses Pembentukan Barang Tambang Mineral
Mineral didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis. Beberapa jenis mineral memiliki sifat dan bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya.
Adapun proses pembentukan mineral antara lain sebagai berikut:
a. Proses Magmatik
Proses ini merupakan proses pembentukan mineral dengan cara pemisahan magma, yang diakibatkan oleh pendinginan dan penurunan temperature dan membentuk satu atau lebih jenis batuan beku. Contoh: Platina, Timah, Intan, Tembaga.
b. Proses Pengendapan dan Pelapukan
Proses ini terjadi akibat perubahan sifat fisik dan kimia pada batuan penyusun kerak bumi yang di akibatkan oleh proses atmosfer dan hidrosfer. Contoh: Kaolin.
c. Proses Hidrotermal
Merupakan proses pengendapan larutan sisa magma yang keluar melalui rekahan pada temperatur yang cukup rendah. Contoh: Kuarsa, Klorit, Kalkosit.
d. Proses Pegmatit
Proses ini merupakan kelanjutan dari proses magmatik dimana larutan sisa magma akan mengalami pendinginan atau penurunan temperatur. Contoh: Grapit, Kuarsa, Pirit.
e. Proses Karbonatit
Merupakan proses pembentukan batuan sedimen terutama yang disusun oleh mineral-mineral karbonat. Contoh: Dolomit.
f. Skarn
Merupakan proses pembentukan mineral pada batuan samping dengan terjadinya kontak antara batuan sumber dan batuan karbonat.
g. Sublimasi
Merupakan proses pembentukan mineral dan batuan yang terjadi akibat proses pemadatan dari uap/gas yang berasal dari magma. Contoh: Sulfur.
REFERENSI
Buku Geografi Siswa Kelas XI, Erlangga, tahun 2014 hal. 57
Erwink Madridista .proses pembentukan barang tambang.com.
http:pustakanew.blogspot.com.proses pembentukan barang tambang.
http:visiuniversal.blogspot.com2015.01.pengertian-dan-jenis-jenis- barang.
Erwink Madridista .proses pembentukan barang tambang.com.
http:pustakanew.blogspot.com.proses pembentukan barang tambang.
http:visiuniversal.blogspot.com2015.01.pengertian-dan-jenis-jenis- barang.
Komentar