Langsung ke konten utama

Potensi Geografis Indonesia untuk Penyediaan Industri

POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA UNTUK PENYEDIAAN INDUSTRI
A. Pengertian Industri
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

B. Klasifikasi Industri
Ada tiga macam penggolongan industri menurut jenisnya, yaitu industri ekstraktif, non-ekstraktifdanfasilitatif.
a. IndustriEkstraktif
Adalah industri yang mengambil bahan bakunya langsung dari alam, seperti pertambangan, pertanian, perikanan, kehutanan dan perkebunan. Industri ekstraktif dibedakan menjadi dua macam :
• Industri manufaktur adalah industri yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi yang dapat digunakan sehari-sehari atu menjadi bahan setengah jadi yang akan digunakan oleh industri lain.
• Industri reproduktif adalah industri yang mengambil bahan baku dari hasil alam tetapi selalu mengganti kembali setelah mengambilnya.

b. Industri Non-Ekstraktif
Adalah industri yang mengambil bahan baku dari tempat lain atau yang disediakan oleh industri lain. Contoh: industri sepatu di Bandung, bahan bakunya berupa kulit dan karet yang diambil dari Surabaya atau tempat lain
c. Industri Fasilitatif
Disebut juga industri jasa merupakan aktivitas ekonomi yang menjual jasa untuk keperluan orang lain. Seperti industri perdagangan, perbankan, transportasi dan komunikasi

Jenis-jenis industri di Indonesia digolongkan menjadi dua belas kelompok, antara lain:
1. Industri pengolahan pangan: Meliputi industri penggilingan padi, pembuatan minyak kelapa sawit dan minyak nabati pembuatan tapioka, pabrik teh, pabrik kopi dan coklat.
2. Industri Tekstil: Banyak terdapat di Jawa Barat, Jakarta dan sebagian di Jawa Tengah. Kemajuan industri tekstil sangat pesat setelah ditemukan mesin-mesin modern. Penemuan mensin-mesin ini mengakibatkan industri kecil gulung tikar.
3. Industri Barang Kulit: Industri ini menghasilkan tas, koper, sepatu, sandal, ikat pinggang dan sebagainya. Industri ini bayak terdapat di dalam sentra-sentra industri di Jawa. Industri pengolahan kulit tidak termasuk dalam kelompok industri barang kulit.
4. Industri Pengolahan Kayu: Menghasilkan bahan bangunan dan perabot rumah tangga serta kayu lapis. Hasil industri besar pengolahan kayu banyak di ekspor ke Eropa, Timur Tengah, Jepang dan Amerika.
5. Industri Pengolahan Kertas: Perkembangan industri pengolahan kertas sangat pesat. Umumnya industri pengolaha kertas berbentuk industri besar yang menghasilkan barang-barang dari kertas tulis, kertas bungkus dan karton, kertas hias dan tisu. Industri ini terdapat di Pematang Siantar, Padalarang, Banyuwangi, dan Martapura

6. Industri Kimia Farmasi: Industri kimia dan farmasi menghasilkan zat asam, garam kimia, pupuk, pembasmi serangga, plastik, serat buatan, bahan-bahan kecantikan, cat, pernis, dan obat-obtan. Perkembangan industri ini sangat pesat khususnya terdapat di kota-kota besar
7. Industri Pengolahan Karet: Industri pengolahan karet terutama menghasilkan ban luar dan ban dalam untuk kendaraan bermotor maupun tidak bermotor. Selain itu, industri ini juga menghasilkan barang-barang seperti mainan anak, keperluan rumah tangga dan perlengkapan mobil dan kapal
8. Industri Bahan Galian Bukan Logam: Menghasilkan semen, gelas dan kaca serta keramik dan asbes. Pabrik semen yang besar terdapat di Padang (Sumatera Barat), Tonasa (Sulawesi Selatan), Gresik (Jawa Timur), Cibinong (Jawa Barat), Cilacap (Jawa Tengah) dan beberap tempat lainnya. Pabrik pupuk terdapat di Palembang dan Kalimantan Timur.

9. Industri Baja/Pengolahan Logam: Industri baja sangat pesat perkembangannya, banyak dibutuhkan untuk industri karoseri mobil dan perusahaan angkutan lainnya. Industri baja yang besar terdapat di Cilegon yang menghasilkan antara lain plat baja, pipa baja, dan kabel-kabel baja. Industri yang tidak begitu besar menghasilkan atap seng, besi, beton, pipa-pipa besi lainnya dan bahkan pisau silet.

10. Industri Peralatan: Industri peralatan menghasilkan terutama alat-alat transportasi dan alat berat serta kendaraan lainnya, dalam bentuk:
   a. Pesawat terbang yang dihasilkan PT.Dirgantara Indonesia di Bandung
   b. Kapal laut yang dihasilkan PT.PAL di Surabaya
   c. Perakitan mobil dan sepeda motor di Jakarta dan Karawang
   d. Alat-alat elektronik dan perakitannya di Jabodetabek
   e. Alat-alat pertanian dan alat pertukangan di Karawang dan Depok

11. Industri Pertambangan: Umumnya berupa industri besar, misalnya tambang timah, nikel, tembaga dan minyak. Tambang tembaga yang dikelola PT Freeport di Papua (Irian Jaya) ternyata juga menghasilkan emas dalam jumlah yang cukup banyak.

12. Industri Pariwisata: Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk mengembangkan industri pariwisata baik untuk obyek wisata alam maupun budaya.

C. Faktor pendukung dan penghambat usaha industri
1. Faktor pendorong usaha industri
   a. Jenis kekayaan alam yang tersebar di berbagai daerah sehingga memungkinkan terjadinya tukar menukar barang antar pulau di Indonesia.
   b. Letak Indonesia yang berada di antara Asia dan Australia sehingga memungkinkan pemasaran hasil industri ke benua tersebut.
   c. Kekayaan alam yang melimpah yaitu berupa barang tambang, hasil hutan dan hasil pertanian.
   d. Penduduk yang besar jumlahnya sebagai factor tenaga kerja dan konsumen.
   e. Kesediaan dari Negara-negara besar sebagai pemilik modal untuk menanamkan modalnya dalam pengembangan industry di Indonesia.
   f. Undang-undang penanaman modal asing di Indonesia yang bersifat menguntungkan.
   g. Keanggotaan Indonesia dalam badan-badan internasional maupun regional sehingga terjadinya kerja sama di bidang industri.

2. Faktor penghambat usaha industri
   a. Suasana industry belum merata
   b. Tenaga terampil yang masih harus diperbanyak dan diserasikan lagi.
   c. Daya beli masyarakat yang masih rendah
   d. Modal yang tersedia masih terbatas.
   e. Pasaran yang belum merata dikarenakan kondisi Indonesia yang bersifat kepulauan sehingga distribusi belum merata dengan baik.

D. Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Industri
Perkembangan Industri berkembang sangat pesat, ini berdampak sangat besar terhadap ekonomi masyarakan Indonesia. Pembangunan industri mempunyai sisi positif dan sisi negatif yang sangat jelas dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Berikut Dampak Positif dan Negatif pembangunan industri.

1. Dampak Positif Pembangunan Industri
a. Mengurangi Pengangguran, Pembangunan industry menyerap banyak tenaga kerja yang dibutuhkan.
b. Terpenuhinya kebutukan komsumsi, dengan adanya berbagai macam pabrik industri  maka mengakibatkan kebutuhan akan barang mudah terpenuhi dengan harga terjangkau.
c. Menekan laju jumlah penduduk, dengan adanya pembangunan industry akan memberikan kesempatan besar bagi kaum wanita untuk bekerja sehingga dapat menekan lajunya pertumbuhan peduduk
2. Dampak Negatif Pembangunan Industri
a. Pencemaran Lingkungan, Dalam Proses produksi disuatu pabrik dapat mencemari lingkungan bila dilakukan dengan kurang bijaksana. Banyak sekali limbah yang dihasilkan dari pabrik-pabri industri  yang mencemari air, tanah, dan udara. Selain itu dalam proses produksinya memerlukan bahan baku yang berasal dari alam yang apabila tidak menggunakannya dengan bijak akan menimbulkan kerusakan lingkungan
b. Berkurangnya lahan pertanian, dengan pertumbuhan industri yang begitu pesat akan membutuhkan tempat yang semakin luas untuk bangunan pabrinya. Itu akan menyita lahan pertanian sehingga berkurangnya lahan produktif pertanian

E. Potensi geografis Indonesia untuk penyediaan bahan industri
Potensi geografis Indonesia yang dianugerahi Tuhan memiliki banyak kandungan sumber daya alam yang berguna sebagai bahan baku industri. Posisi Indonesia di sekitar daerah tropis dengan tingkat curah hujan yang tinggi, dilalui sistem jalur pegunungan muda yang aktif, memungkinkan tanahnya subur dan kaya akan barang tambang.

Selain barang tambang potensi alam Indonesia yang dimanfaatkan sebagai bahan baku industri berasal dari hasil pertanian, perkebunan, hutan maupun pertambangan.
1. Bahan baku industri hasil Pertanian 
Bahan baku industri yang berasal dari budi daya pertanian seperti kedelai, kacang tanah, jagung dan kentang.

a. Kedelai
Kedelai banyak di budidayakan pada lahan yang berupa ladang tegalan dan sawah tadah hujan. Penghasil kedelai di Indonesia adalah Jawa tengah, Jawa Timur, NTT dan Lampung. Manfaat kedelai adalah sebagai bahan baku pembuatan kecap, tempe, tahu dan susu kedelai. Selain itu kedelai juga bermanfaat sebagai komoditi ekspor nonmigas.

b. Kacang tanah
Kacang tanah banyak dibudidayakan di daerah tegalan dan sawah tadah hujan. Daerah penghasil kacang tanah di Indonesia adalah Jawa dan Sulawesi selatan. Kegunaan kacang tanah adalah sebagai bahan baku industri minyak goreng dan bahan baku industri.

c. Kentang
Menurut sejarah, kentang merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Tengah.  Tanaman kentang merupakan tanaman yang hidup dan berproduksi di daerah subtropis atau daerah dataran tinggi, selain untuk di konsumsi, kentang juga di gunakan sebagai salah satu bahan pembuat cat, pembuat glukosa dan lain sebagainya. Penyebaran tanaman kentang di Indonesia meliputi daera-daerah seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumtera Selatan, Tanah Karo dan lain sebagainya.

d. Jagung
Dipasaran banyak beredar produk olahan jagung. Produk olahan jagung tersebut pada umumnya berasal dari industri skala rumah tangga hingga produksi besar. Secara garis besar beberapa industri yang mengolah jagung menjadi produk sebagai berikut :
a. Industri giling kering, yaitu menghasilkan tepung jagung
b. Industri giling basah yaitu menghasilkan pati, sirup, gula jagung, minyak dan dextrin.
c. Industri destilasi dan fermentasi, yaitu industri yang menghasilkan ethyl alkohol, aseton, asam laktat, asam sitrat, gliserol, dan lain-lain.
Beberapa sentra  daerah penghasil utama tanaman jagung yaitu: Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat.

2. Bahan baku industri hasil Perkebunan
Beberapa jenis tanaman perkebunan yang dimanfaatkan sebagai bahan baku industri yaitu tebu, karet, kelapa sawit, kopi, teh, cengkeh, dan tembakau.
a. Tebu
Tebu di Indonesia banyak ditanam di daerah Pasuruan, Besuki, Banyumas, Yogyakarta, Solo, Kediri, Sulawesi Selatan. Tebu digunakan untuk bahan baku gula, spiritus dan alkohol.

b. Karet
Tanaman karet pertama kali ditanam di bogor sebanyak 33 pohon, hasilnya cukup baik dan dapat berkembang dengan cepat. Oleh karena itu, sampai sekarang Indonesia menduduki negara penghasil karet nomor dua di dunia. Jenis karet yang banyak ditanam di Indonesia adalah jenis Hevea. Daerah persebaran karet di Indonesia meliputi: Jawa Timur, Jawa Barat, Langkat, Deli Serdang, Kisaran, Lampung dan Nanggroe Aceh Darusallam.

c. Kelapa sawit
Tanaman kelapa sawit berasal dari Afrika, ditanam di Indonesia pertama kali pada tahun 1848 di Bogor. Kelapa sawit digunakan untuk bahan pembuatan minyak kelapa sawit. Persebaran nya meliputi hampir seluruh pulau Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan selatan.

d. Kopi
Syarat tumbuh tanaman kopi adalah memiliki taah yang subur, curah hujan cukup, memperoleh sinar matahari yang cukup serta berada pada daerah yang sejuk. Tanaman kopi berasal dari Aeabia dan Etiopia. Jenis tanaman ini mencakup kopi Arabika, Robusta, dan liberika. Kopi yang ditanam di indonesia umumnya jenis robusta. Daerah persebarannya meliputi, Jawa Timur, Palembang, Lampung, Bengkulu, Sumatera utara, Minahasa, dan Toraja .

e. Teh
Syarat tumbuh tanaman teh adalah hidup di daerah yang memiliki ketinggian 500-1200 m di atas permukaan laut. Selain itu tanaman teh dapat tumbuh pada tanah yang subur serta memperoleh sinar matahari yang cukup. Tanaman ini berasal dari RRC yang pertama kali di tanam di indonesia pada tahun 1828 di Bogor dan dibawa oleh Jacobson. Daerah persebaran perkebunan teh di Indonesia meliputi, Sukabumi, Garut, Wonosobo, Ambarawa, Bengkulu, Pematang Siantar, dan Sumatera Barat.

f. Cengkeh
Syarat tumbuh cengkeh adalah berada pada daerah yang memiliki suhu antara 18-29C, memiliki ketinggian 600-900 m di atas permukaan laut, serta pada daerah yang mengalami hujan sepanjang tahun. Cengkeh digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat, parfum, dan campuran rokok. Persebaran tanaman cengkeh hampir terdapat di Indonesia meliputi Aceh, Sumatera utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Bali dan Maluku.

g. Kapas
Syarat tumbuh tanaman kapas adalah memiliki tanah yang subur dan menerima banyak hujan, serta berada pada daerah yang bersuhu terendah 25C. Tanaman kapas berasal dari lembah sungai Indus (India). Negara-negara penghasil kapas yaitu Amerika Serikat, India, Mesir, Sudan, Nigeria dan Indonesia. Daerah persebaran tanaman kapas di Indonesia terdapat di Jawa Timur dan Nusa Tenggara. Sedangkan pabrik pemintalan benang terdapat di Cilacap, Bandung, Jakarta, Tohpati dan Grati. Kapas digunakan sebagai bahan baku industri benang.

h. Tembakau
Syarat tumbuh tanaman tembakau adalah berada pada daerah dengan ketinggian 200-1800 m dan memiliki curah hujan 2000mm/tahun serta memiliki tanah yang subur dan berada pada dataran rendah (pegunungan).

Beberapa jenis tembakau yang ada di Indonesia yaitu:
   - Tembakau deli (untuk pembungkus cerutu) di Sumatera Utara
   - Vorstenlanden (untuk pengisi cerutu) di Yogyakarta dan Surakarta
   - Virginia (untuk rokok putih) di Jawa Timur
   - Burley (percobaan untuk pasaran Australia) di Jawa Timur
   - Tembakau krosok (untuk rokok kretek
Daerah penanaman tembakau di Indonesia meliputi Deli Serdang, Langkat, Garut, Pemalang, Surakarta, Temanggung, Yogyakarta, Jember, Kediri, Mojokerto, dan Bondowoso.

3. Bahan baku industri hasil Hutan
a. Kayu
Kayu merupakan hasil utama dari hutan. Kayu tersebut dapat berupa kayu gelondongan (bulat), kayu gergajian dan kayu lapis. Jenis kayu gelondongan yang memiliki nilai ekonomis sangat tinggi dan merupakan komoditi ekspor antara lain kayu jati, meranti, eboni, mahoni, ramin, kamper, ulin, kayu besi, dan cendana. Jenis-jenis kayu tersebut terutama dihasilkan dari hutan di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Kayu biasanya diolah untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku industri triplek dan industri kerajinan meubel.

b. Rotan
Rotan merupakan hasil hutan yang berada di urutan kedua setelah kayu. Hutan di Indonesia yang paling utama di Pulau Kalimantan. Rotan banyak digunakan sebagai bahan baku industri furnitur, dan industri kerajinan.

c. Damar
Damar merupakan hasil hutan berupa getah kayu yang diambil dari tumbuhan tertentu di dalam hutan. Damar dimanfaatkan untuk bahan cat, pernis, dan bahan minyak wangi. Jenis tanaman ini banyak terdapat di hutan pulau Sumatera dan Kalimantan. Hutan-hutan di indonesia menghasilkan getah perca serta kapur barus. Getah perca yang dihasilkan oleh hutan di Sumatera dan Kalimantan digunakan untuk pembuat kabel dan bola golf. Kapur barus banyak dihasilkan oleh hutan di Aceh dan Tapanuli. Kapur barus digunakan untuk campuran minyak wangi.

d. Bambu
Di Indonesia jenis-jenis bambu ini dimanfaatkan sebagai bahan bangunan (kontruksi), Transportasi, Pembuatan alat musik seperti angklung, kuliner, kerajinan rumah tangga dan ornamen, serta sebagai bahan pengobatan alami. Persebaran tanaman bambu di indonesia meliputi pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Bali dan Maluku.

e. Tanaman obat
Hutan tropis yang sangat luas beserta keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya merupakan sumber daya alam yang tak ternilai harganya. Indonesia juga dikenal sebagai gudangnya tumbuhan obat (herbal).

   - Hutan hujan dataran rendah Pasak bumi (Eurycoma longifolia), Akar kuning (Arcangelisia flava), Kamfer (Dryobalanops aromatica), Kepayang (Scaphium macropodum), Tabat barito (Ficus delteidea), Kemiri (Aleurites moluccana) Kedawung (Parkia roxburghii) dan Gaharu (Aqularia malaccensis) < 1000 m dpl; keanekaragaman paling tinggi; beriklim basah; terutama di Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya
   - Hutan pantai Bintangur (Calophyllum inophylum), Keben (Barringtonia asiatica), Waru (Hibiscus tilliaceus) dan Ketapang (Terminalia catappa) Di pantai, tanah kering berbatu dan regosol; di Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi.

4. Bahan baku industri hasil Barang Tambang
Kondisi geografi Indonesia yang memiliki banyak gunung api aktif, memungkinkan negara kita kaya akan barang tambang sehingga barang-barang tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri.
a. Minyak bumi
Kualitas minyak bumi Indonesia cukup baik. Kadar sulfur (belerang) minyak bumi Indonesia sangat rendah, sehingga mengurangi kadar pencemaran udara.

Daerah-daerah penghasil minyak bumi di Indonesia adalah sebagai berikut:
   - Sumatera, terdapat di Aceh (Lhoksumawe dan Peureula); SumUt (Tanjung Pura); Riau (Sungaipakning, Dumai); SumSel (Plaju, Sungai Gerong, Muara Enim)
   - Jawa, terdapat di Wonokromo, Delta (JaTim); Cepu, Cilacap (JaTeng); Majalengka, Jatibarang (JaBar).
   - Kalimantan, terdapat di Balikpapan, Pulau Tarakan, Pulau Bunyu dan Sungai Mahakam (KalTim) serta Amuntai, Tanjung, dan Rantau (KalSel)
   - Maluku (Pulau Seram dan Tenggara)
   - Irian Jaya (Klamono, Sorong, Babo).

Barang tambang minyak bumi hasil pengolahan dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
   - Sebagai bahan bakar untuk industri
   - Bensol sebagai bahan bakar pesawat terbang
   - Bensin sebagai bahan bakar kendaraan bermotor
   - Kerosen untuk bahan bakar traktor
   - Minyak bakar solar untuk bahan bakar kapal dan motor diesel

b. Batu bara
Batu bara merupakan sumber energi atau bahan bakar. Batu bara banyak digunakan dalam peleburan bijih besi dan industri gas sebagai sumber tenaga mesin uap, kapal/kereta api, pembangkit tenaga listrik dan digunakan dalam penambangan sendiri.
Daerah tambang batu bara di Indonesia adalah sebagai berikut:
   - Ombilin dekat sawahlunto (sumatera Barat) menghasilkan batu bara muda yang sifatnya mudah hancur.
   - Bukit asam dekat Tanjung Enim (palembang) enghasilkan batu bara muda yang sudah menjadi antrasit karena pengaruh magma.
   - Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan (Pulau laut/Sebuku)
   - Jambi, Riau, Aceh, Papua (Irian Jaya).

c. Aluminium
Hampir semua batuan mengandung aluminium kecuali gamping dan kuarsit. Aluminium terdapat pada tanah liat yang merupakan hasil pelapukan batuan akibat pengaruh iklim. Aluminium termasuk salah satu logam yang mempunyai sifat-sifat menguntungkan, yaitu ringan, mudah dibuat berbagai bentuk dan tidak lekas berkarat, mudah dicampur dengan logam yang lain dan merupakan penghantar listrik yang baik. Oleh karena itu, produksi aluminium maju pesat. Hal itu untuk memenuhi permintaan bahan baku alat-alat transportasi. Tambang aluminium terdapat di Papua dan Sumatera Utara (Inalum di Asahan).

d. Timah putih
Endapan bijih timah putih di Indonesia terdapat di alur-alur sungai purba dasar laut Dangkalan Sunda. Seperti alur sungai purba di dasar laut di lepas pantai Pulau Bangka, pulau Belitung, pulau Singkep dan kepulauan Lingga. Cara penambangannyadikeruk menggunakan kapal yang dilengkapi alat pengeruk mesin sedangkan endapan timah putih yang terdapat dipantai pulau dimanfaatkan dengan cara pertambangan terbuka. Kegunaan timah putih yaitu untuk peluru, kertas timah, pelapis kaleng, patri, pipa saluran, pembungkus rokok, dan campuran untuk pembuatan perunggu dan kuningan. Penambangan timah putih diantaranya terdapat di pulau Bangka, pulau Belitung, pulau Singkep, pulau Lingga, pulau Kundur, dan pulau Karimun.

e. Emas dan perak
Mutu emas ditentukan oleh besar kecilnya karat. Emas 24 karat berarti emas murni yang memiliki sifat lunak. Untuk mengeraskannya dicampur dengan perak dan tembaga, karena itulah jumlah karatnya semakin menurun misalnya emas 23 karat, emas 22 karat, dan emas 18 karat.
Emas dan Perak merupakan logam mulia. Pusat tambang emas dan perak terdapat di daerah-daerah berikut:
   - Tembagapura di Papua (Irian Jaya)
   - Batu hijau di Nusa Tenggara Barat
   - Tasikmalaya dan Jampang di Jawa Barat
   - Simao di Bengkulu
   - Logos di Riau
   - Meulaboh di Naggroe Aceh Darusalam

 
REFERENSI
Harmanto, Gatot. 2014. Geografi untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widia
Wardiyatmoko, K. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga
http://hanageoedu.blogspot.com/2011/12/industri-tahu-dan-tempe.html
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-definisi-macam-jenis-dan-penggolongan-industri-di-indonesia-perekonomian-bisnis.html
http://fatwarohman.blogspot.com/2014/04/materi-geografi-industri.html
http://munabarakati.blogspot.com/2012/06/faktor-pendukung-dan-penghambat.html
http://www.carasianturi.com/2014/07/dampak-positif-dan-negatif-pembangunan.html
http://3rafika.blogspot.com/2009/11/kawasan-industri.html
http://geoenviron.blogspot.com/2013/02/persebaran-barang-tambang-di-indonesia.html
https://anakaseliindonesia.wordpress.com/2012/09/24/kekayaan-alam-bahan-tambang-di-indonesia/
http://agroteknologihimagrotek.blogspot.com/2011/05/hutan-sebagai-sumber-tumbuhan-obat.html
http://hargatepungikan.com/artikel/tepung-daging-tulang/2349-jagung-sebagai-bahan-pangan-pakan-ternak-dan-bahan-baku-industri.html


Komentar

sule mengatakan…
izin copy
Moray mengatakan…
Saya melihat blog Anda secara teratur. Blog Anda sangat berguna bagi kami.
jual bra bra wanita terlengkap, bra wanita tanpa kabel, bra tanpa kabel, bra olahraga, bra dengan kencang, bra untuk wanita, bra tanpa kawat
Jika Anda berteriak "jual bra", Anda datang jual bra penjualan esai paling elit...klik disini

Postingan populer dari blog ini

Menentukan Letak Astronomis suatu Wilayah pada Peta

Letak atau Lokasi suatu wilayah berdasarkan lintang dan bujur disebut dengan letak astronomis. Garis Lintang 0 0 disebut dengan garis Khatulistiwa (equator) yang membagi bumi menjadi bagian utara yang disebut dengan Lintang Utara (LU) dan bagian selatan yang disebut dengan Lintang Selatan (LS). Garis lintang menjadi dasar pembagian iklim yang didasarkan pada sudut datang matahari, sedangkan garis bujur 0 0 yang berada di kota Greenwich membagi belahan bumi menjadi belahan bumi Barat yang dikenal dengan Bujur Barat (BB) dan belahan bumi Timur yang dikenal dengan Bujur Timur (BT). Garis bujur 0 0 yang dipergunakan sebagai dasar pembagian waktu di berbagai wilayah (negara). Garis lintang dan bujur merupakan garis khayal artinya kita tidak menjumpai garis ini secara nyata di bumi. Garis Lintang kenampakannya horizontal, sedangkan Garis Bujur kenampakannya vertikal pada peta atau globe. Berdasarkan konsep Geografi, letak/lokasi terbagi dua yaitu letak absolut dan letak relat...

Menentukan Perbedaan Waktu antar Wilayah di Muka Bumi

Salam Geografi!! Saudara sekalian pasti pernah menonton siaran bola liga Inggris, Liga Spanyol atau Liga Eropa lainnya pada saat malam atau dini hari bukan?. Nah kalau kita bayangkan mengapa mereka main bola saat malam larut atau disaat kita di Indonesia sudah tertidur. Tentunya sebagai orang yang telah mempelajari geografi, tidak akan merasa heran lagi atau sudah memahami mengapa demikian. Bagi orang awam mungkin saja mereka berpikiran kalau memang pertandingan itu memang dilaksanakan pada jam saat menonton di Indonesia, padahal mereka itu main bola pada saat sore hari atau bukan larut malam. Dasar teorinya adalah Eropa berada pada belahan bumi Barat, sedangkan Indonesia berada pada belahan bumi Timur. Sehingga kalau di Indonesia malam hari, kemungkinan di Eropa Siang hari, demikian sebaliknya. Pada Postingan sebelumnya yaitu "menentukan letak astronomis suatu wilayah pada peta", telah disinggung mengenai garis lintang dan bujur.  Garis bujur menjadi dasar pembe...

Mengubah Skala Garis Menjadi Skala Angka

Topik tentang skala merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sebuah peta. Gambaran permukaan bumi yang relatif luas dapat digambarkan di sebidang kertas karena diperkecil dengan menggunakan skala tertentu, tergantung berapa kali luas yang sebenarnya diperkecil dan seberapa besar peta yang akan digambar. Semakin kecil peta yang akan digambarkan maka skalanya akan semakin besar, demikian sebaliknya. Misalnya sebuah peta X yang akan diperkecil 4x skala nya akan lebih besar dibandingkan peta yang diperkecil 2x. Skala adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya/sesungguhnya di lapangan. Jadi dapat dirumuskan sebagai berikut : Untuk mencari jarak sebenarnya (JS) jika diketahui jarak pada peta (JP) dan skala (SK) adalah jarak pada peta dikali dengan penyebut skala. JS = JP x SK sedangkan mencari jarak pada peta (JP)  jika diketahui jarak sebenarnya(JS) dan skala (SK) adalah jarak sebenarnya dibagi penyebut skala. JP = JS/SK Skala yang sering dijumpai pada pe...