Kemajuan zaman digital dan perkembangan media sosial telah menjadi sarana untuk menuangkan momen spesial aktivitas pribadi sehingga mampu membawa pengaruh tersendiri bagi setiap orang yang ikut eksis di dalam dunia maya tersebut. Salah satu hal yang paling trend adalah mengunggah foto di facebook, twitter, instagram dan lain sebagainya.
![]() |
Berdua mungkin lebih indah (foto dari family.fimela.com) |
Bagi kaum muda dalam masa pacaran, mungkin foto bersama dengan pacar adalah momen spesial yang tidak ingin dilupakan sehingga tidak jarang kaum muda mempublikasikan foto dengan pacarnya karena momen itu sangat spesial dan perlu dikenang.
Namun banyak orang berpendapat memposting atau mengunggah foto mesra di media sosial adalah suatu tanda kehidupan pasangan tersebut tidak bahagia. Benar atau tidaknya pendapat tersebut dapat kita telusuri dengan pertimbangan sebagai berikut ini :
1. Foto mesra adalah hak pribadi
Misalkan kita punya teman berfoto mesra di facebook, apakah kita pantas melarangnya melakukan itu? Setiap orang punya hak tersendiri dengan kehidupannya, tidak mungkin dia dikekang dengan peraturan tidak boleh mengunggah foto mesra. Mungkin itu adalah kebahagiaan dia, kenangan manis dia, atau cara yang dia lakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri atau terlihat bahagia di depan publik. Jadi belum tentu dia tidak bahagia, malah sebaliknya itulah tanda kebahagiaan dia dengan pasangannya.
![]() |
Berdua adalah tanda kekompakan sejati (foto dari :papasemar.com) |
2. Foto mesra antara mengumbar dan mengikat
Mengunggah foto dengan pasangan baik dengan kemesraan ataupun tanpa kemesraan adalah petunjuk status hubungan seseorang. Kalau kita mengatakan itu mengumbar, terlalu berlebihan karena mengumbar artinya menampakkan sesuatu yang tidak pantas atau belum layak.
Apakah seorang yang sudah dewasa berfoto dengan pasangannya disebut mengumbar? Sementara usia nya sudah dewasa dan sudah mengerti lika liku pergaulan? Tentu tidak boleh dikatakan mengumbar kecuali orang yang melakukan itu belum sepantasnya bertindak demikian. Misalnya saja seorang anak SMP yang sudah pacaran mengunggah foto mesranya dengan pacarnya, itu lah yang dikatakan mengumbar karena belum layak melakukan itu.
Dalam hal mengikat, berfoto mesra dengan pasangan dan dipublikasikan di media sosial adalah salah satu wujud keyakinan antara kedua pasangan. Tidak mungkin si wanita yang telah berdua dengan pasangannya di medsos masih dirayu dan digombali oleh pria lain.
Demikian sebaliknya pria yang telah berdua dengan pasangannya masih diajak kencan oleh wanita lain adalah hal yang tidak mungkin. Itulah arti mengikat dimana kedua pasangan menjalin hubungan tanpa ingin diganggu oleh pihak ketiga.
3. Foto mesra tergantung penilaian orang lain
Defenisi foto mesra mungkin tidak terlalu ada batasannya. Mesra itu relatif, Mesra itu relatif artinya bagi setiap orang mesra itu bermacam-macam kriterianya. Ada orang menyebut berpegangan tangan adalah mesra, ada orang mengatakan berpelukan itu mesra, atau bahkan duduk berdua dikatakan mesra.
Nah, karena kita menilai mesra itu bermacam-macam, maka kita tidak boleh mengatakan itu salah. Sebab mesra dalam pikiran kita belum tentu mesra di pandangan pasangan yang melakukannya. Misalnya foto berpegangan tangan adalah foto mesra, ada teman yang mengunggahnya di facebook, apakah mungkin kita mengatakan itu tandanya mereka tidak bahagia? Bisa saja tidak bahagia karena mungkin itu hanya sebuah foto tapi pada intinya foto itu bahkan bisa saja menunjukkan salah satu wujud kebahagiaan mereka.
4. Mesra itu kebiasaan dan mesra itu budaya
Bedakan antara budaya barat dengan budaya Timur, atau bandingkan wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia. Bagi orang barat “mesra” adalah hal biasa dan tidak perlu dipedulikan orang lain. Apakah kita melarang mereka bermesraan di pantai Kuta sambil memakai pakaian bikini dan mengunggah fotonya di media sosial? Atau apakah kita mengatakan bahwa itu pertanda mereka tidak bahagia? Bahkan berciuman di muka umum pun adalah hal biasa bagi mereka karena budanyanya beda dengan orang Timur.
Jangankan sampai ke orang bule, orang Indonesia saja mungkin bisa terpengaruh oleh budaya tersebut karena mungkin saja sudah lama bergaul dengan orang barat atau pernah lama tinggal di Negara barat. Jadi sah-sah saja karena kebiasaan orang lain tidak perlu kita campuri.
Jadi pada intinya, berfoto mesra dan mengunggahnya di media sosial adalah pertanda pasangan tersebut tidak bahagia adalah pendapat yang tidak selamanya benar (ada benarnya ada salahnya). Tergantung konteks penilaian orang lain, komitmen pasangan tersebut, dan kebiasaan dan budayanya. Apakah pasangan tersebut bahagia atau tidak, itu bukan kita yang tahu melainkan pasangan tersebut.
Jangan menilai negatif karena bukan kita yang mengalami. Kecuali foto mesra itu sudah kelewat batas kewajaran, sudah tidak pantas dipublikasikan. Semoga pemaparan di atas memberikan pemahaman tentang bagaimana penilaian kita terhadap foto mesra orang lain.
Salam....
Komentar