Pendahuluan
Guru : Selamat pagi anak-anak
Siswa : Selamat pagi Pak guru
Guru : Baik, sebelumnya Bapak mau tanya sekarang tanggal berapa ?
Siswa : Tanggal 10 November pak Guru
Guru : Nah, pada tanggal 10 bulan November kita merayakan hari apa ?
Semua siswa terdiam, mereka tidak tahu
sejarah bangsanya sendiri, mereka mulai lupa akan jasa-jasa para pahlawan yang
telah berjuang membela negara dan mempertahankan kemerdekaan pada tanggal 10
bulan November tahun 1945 yang lalu.
Penggalan percakapan fiktif
di atas adalah sebuah fenomena dimana anak generasi muda sekarang mulai lupa
akan perjuangan pahlawannya. 71 tahun telah kita nikmati kemerdekaan, namun
apakah jasa-jasa para pahlawan masih kita kenang? Mungkin kita bisa
mengheningkan cipta sejenak.
Perjuangan para pahlawan
melawan para penjajah, mempertahankan NKRI, merebut kemerdekaan, dan
mempertahankan kemerdekaan sejatinya harus kita syukuri dan kita teladani
khususnya dunia pendidikan. Anak didik yang akan menjadi calon-calon pemimpin
bangsa kita, harus belajar dari perjuangan pahlawan hingga mereka menjadikan
pengalaman bangsa ini sebagai pedoman untuk semakin maju.
Pengalaman adalah guru yang
terbaik, kata bijak itu pantas kita tanamkan di dalam diri anak didik agar
mereka melihat bagaimana para pahlawan berjuang demi kemerdekaan yang kita
rasakan saat ini. Pengalaman dalam arti bahwa bangsa Indonesia menekankan
persatuan untuk melawan penjajah. Ibarat sapu lidi yang digunakan untuk menyapu
seonggok sampah, jika hanya satu tangkai lidi yang digunakan maka yang patah
lidi tersebut. Tetapi jika menggunakan sekelompok lidi yang dikumpul dalam satu
ikatan akan mampu menggeser sampah tersebut.
Ilustrasi percakapan seorang
guru dan siswanya di atas adalah sebuah gambaran dimana tempat atau sarana
pendidikan formal seakan tidak peduli akan hari besar bangsa ini. Mengapa hari
guru diadakan upacara, mengapa hari pendidikan diadakan upacara, dan lain
sebagainya? Apakah tanggal 10 November bukan hari penting, atau 10 November
hanya hari biasa atau karena udah 71 tahun Indonesia merdeka tidak perlu lagi
mengenang jasa para pahlawan?
Alangkah baiknya jika sarana
pendidikan formal yang notabene sebagai tempat untuk mencetak kaum intelektual,
kaum cendekiawan merayakan hari bersejarah bangsa ini yaitu hari pahlawan
sebagai wujud kita menghargai, meneladani dan mendoakan para pahlawan yang
telah berjuang hingga titik darah penghabisan demi kesatuan wilayah dari Sabang
sampai Merauke. Mengadakan upacara bendera adalah suatu cara yang sederhana
untuk mengingatkan calon-calon pemimpin bangsa ini atas perjuangan para
pahlawan sehingga di masa mendatang Indonesia akan semakin maju dan tetap
bersatu.
Janganlah seperti peribahasa
yang mengatakan “kacang lupa kulit”. Kita menikmati biji kacang tanpa sadar kulitnya
yang telah melindunginya hingga menjadi layak dikonsumsi.
Jangan jadikan 10 November
jadi hari biasa, dunia pendidikan seharusnya selalu mengadakan upacara di
sekolah agar hari bersejarah itu tidak menjadi hari yang terlupakan. Kita harus
selalu mengenangnya, pakailah motto JAS MERAH (jangan sekali-sekali melupakan
sejarah).
Oleh : Riadi
Inspirasi lagu Iwan fals :
Yang Terlupakan
Komentar